Tak ada lompat-lompat kegirangan atau sikap yang melecehkan lawan yang terkapar di sudut Oktagon The Mayadeen, laiknya beberapa petarung MMA usai mencetak kemenangan KO. Saat diwawancarai usai pertarungan, Musaev justru bicara soal Islam. “Islam mengajarkan kesabaran dan kerja keras. Tanpa itu, saya tidak akan sampai di sini,” ujar Musaev setelah kemenangan di Riyadh itu
Barangkali, sempat ada ragu di hati Shamil Musaev pada 29 November 2024 malam lalu. Berjuluk “The Silent Assassin” karena cenderung pendiam, Shamil–yang komitmen pada Islam, iman dan pegangan hidupnya sangat tinggi– pasti menghadapi dilemma saat harus berhadapan dengan Magomed Umalatov, sesama petarung Muslim dan sesama warga Rusia di The Mayadeen, Riyadh, Saudi Arabia, malam itu.
Namun akhirnya, ia bisa menghalau sikap medioker tersebut. Sejarah mixed martial art (MMA) alias bela diri campuran kemudian mencatatkan rekor kemenangan spektakuler. Sang “Pembunuh Diam-diam” itu menghentikan rekor tak terkalahkan Umalatov. Di ronde ketiga, hook kirinya keras menghantam rahang Umalatov, menjatuhkan sang petarung dan langsung memberikan kemenangan KO untuk Musaev.
Dengan kemenangan tersebut, Musaev tak hanya merebut gelar juara dunia kelas welter Professional Fighter League (PFL), tetapi juga membawa pulang hadiah fantastis senilai 1 juta dolar AS.
“The Silent Assasin”
Tak ada lompat-lompat kegirangan atau sikap yang melecehkan lawan yang terkapar di sudut Oktagon The Mayadeen, laiknya beberapa petarung MMA usai mencetak kemenangan KO. Saat diwawancarai usai pertarungan, Musaev justru bicara soal Islam. “Islam mengajarkan kesabaran dan kerja keras. Tanpa itu, saya tidak akan sampai di sini,” ujar Musaev setelah kemenangan di Riyadh itu.
Musaev memang dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, jauh dari sorotan media dan kontroversi. Gaya hidup yang rata-rata dianut para petarung MMA asal Chechnya dan Dagestan. Petarung kahot di MMA, apalagi yang telah meraih juara dunia, umumnya rata-rata sami mawon dengan para petarung Amerika: bergaya hidup hedonis. Lihat saja petarung Muslim mantan jawara yang (sempat) ditakuti di kelas welter UFC, misalnya.
Shamil Musaev lahir pada 19 Juni 1993 di Grozny, Chechnya. Masa kecilnya diwarnai oleh konflik dan ketidakpastian akibat perang Chechnya yang melanda kawasan tersebut. Namun, tantangan ini justru membentuk karakter dan mental baja Musaev.
Ketertarikannya pada seni bela diri dimulai di usia remaja ketika ia menyaksikan pertandingan tinju dan MMA melalui televisi. Pada usia 15 tahun, ia mulai berlatih gulat dan sambo, dua disiplin yang menjadi fondasi gaya bertarungnya di MMA. Di arena amatir, Musaev meraih berbagai penghargaan, termasuk medali emas di turnamen regional gulat dan kejuaraan sambo nasional.
Setelah mendominasi arena amatir, Musaev melangkah ke dunia profesional pada 2015. Pertandingan debutnya di MMA profesional memperlihatkan gaya bertarung eksplosif dengan kemenangan KO di ronde pertama. Dalam perjalanan kariernya, Musaev bergabung dengan berbagai promosi di Eropa sebelum akhirnya menandatangani kontrak dengan Professional Fighters League (PFL) pada awal 2023.
Meski belum pernah bertarung di UFC, Musaev menunjukkan bahwa ia mampu bersaing di panggung internasional. Di PFL, ia mencatatkan rekor tak terkalahkan dengan kemenangan atas petarung-petarung papan atas seperti Murad Ramazanov dan Logan Storley.
Kemenangan di Riyadh: Performa Puncak
Pertarungan melawan Magomed Umalatov pada kejuaraan PFL 2024 menjadi puncak karier Musaev sejauh ini. Sebagai underdog, Musaev tampil percaya diri sejak ronde pertama, mendominasi dengan tekanan konstan. Di ronde ketiga, pukulan hook kirinya menjatuhkan Umalatov dan memastikan kemenangan KO yang gemilang. Dengan rekor profesional 20-0-1, Musaev kini dianggap sebagai salah satu petarung kelas welter terbaik dunia.
Kehidupan sebagai Muslim
Sebagai seorang Muslim, Shamil Musaev tidak hanya dikenal karena kemampuannya di oktagon, tetapi juga karena komitmennya terhadap ajaran Islam. Di setiap wawancara, Musaev selalu menyebut pentingnya iman dalam kehidupannya.
Selama karier profesionalnya, Musaev telah mencetak 12 kemenangan KO dari total 20 kemenangan. Beberapa momen ikonik termasuk kemenangannya atas Murad Ramazanov di Sioux Falls dan KO spektakuler atas Logan Storley di babak semifinal PFL. Namun, kemenangan atas Umalatov di Riyadh menjadi prestasi yang paling dikenang, mengukuhkan namanya di jajaran petarung elit MMA.
Dengan gelar dunia di tangan, tantangan berikutnya bagi Musaev adalah mempertahankan tahtanya. Beberapa analis memprediksi bahwa lawan terberat Musaev di masa depan mungkin datang dari sesama petarung Rusia seperti Abubakar Nurmagomedov atau bintang UFC di kelas yang sama, Khamzat Chimaev, jika suatu saat ia beralih ke liga tersebut.
Namun, bagi Musaev, fokus utama adalah terus meningkatkan kemampuannya. “Saya tidak pernah melihat lawan sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang untuk menjadi lebih baik,” katanya.
Sampai di titik ini, Musaev telah membuktikan bahwa ia bukan sekadar petarung biasa. Dengan kombinasi gaya bertarung yang efektif, disiplin yang tinggi, dan keimanan yang kuat, Musaev adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama di komunitas Muslim. Perjalanannya dari Grozny yang bergejolak hingga ke puncak dunia MMA adalah bukti bahwa kerja keras dan iman dapat membawa seseorang ke puncak kesuksesan.