Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyerukan perubahan format babak penyisihan grup ASEAN Cup 2024, yang dulu dikenal sebagai Piala AFF, demi menjaga kualitas permainan tim dan turnamen secara keseluruhan.
Berbicara dalam konferensi pers pra-laga melawan Vietnam, Sabtu (14/12), Shin menyoroti jadwal padat dan perjalanan jauh yang harus dijalani setiap tim dengan format saat ini. Menurutnya, sistem round robin dengan dua laga kandang dan dua laga tandang dalam jarak waktu yang singkat menyengsarakan pemain.
“Format saat ini sangat tidak ideal. Babak penyisihan grup sebaiknya kembali dimainkan secara terpusat seperti edisi sebelum 2016,” kata Shin Tae-yong.
Kelelahan Pemain Jadi Sorotan
Untuk edisi 2024, setiap tim memainkan pertandingan dengan jarak hanya tiga hari. Timnas Indonesia, misalnya, harus melakoni laga kandang melawan Laos pada Kamis (12/12), lalu bertandang ke Vietnam tiga hari kemudian.
“Perjalanan-perjalanan ini sangat sulit bagi tim dan pemain,” ujar Shin.
Meski tim Garuda mendapatkan waktu istirahat lebih panjang sebelum laga terakhir Grup B melawan Filipina, yakni enam hari setelah pertandingan melawan Vietnam, Shin tetap menilai format saat ini mengurangi kualitas turnamen.
Usulan Format Baru
Shin mengusulkan agar babak penyisihan grup dimainkan terpusat di satu negara seperti sistem home tournament yang digunakan hingga edisi 2016.
“Jika dimainkan terpusat, setiap pertandingan akan lebih profesional, keterampilan pemain meningkat, dan kualitas turnamen secara keseluruhan menjadi lebih baik,” tambah pelatih asal Korea Selatan itu.
Menurut Shin, semifinal dan final tetap dapat menggunakan format kandang-tandang untuk memberikan kesempatan kepada suporter mendukung tim kesayangannya di rumah.
“Pertandingan penyisihan grup yang terpusat akan mengurangi beban perjalanan dan memberikan lebih banyak waktu pemulihan bagi para pemain,” tutupnya.
Jadwal Padat Jadi Kendala
ASEAN Cup 2024 kembali menggunakan format round robin dengan pertandingan kandang dan tandang. Jadwal yang padat tidak hanya berdampak pada kebugaran pemain, tetapi juga menciptakan tantangan logistik bagi tim-tim peserta.