Market

Jelang Pensiun, Jokowi Mendadak Rajin Bagikan Bantuan Beras ke Daerah

Ada pemandangan menarik ketika Presiden Jokowi memasuki masa pensiun. Dia mendadak rajin menyambangi daerah untuk bagi-bagi bantuan sosial (bansos). Tak ubahnya pencitraan capres (calon presiden) saja.

Pada Selasa (5/12/2023), misalnya, Presiden Jokowi didampingi Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tepatnya di Kabupaten Nagekeo, Jokowi ikut membagikan bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Danga.

“Sudah terima semuanya (bantuan pangan beras) ya Bapak Ibu? Nanti datang lagi pada Januari, Februari dan Maret (2024), terima lagi, setuju?,” kata Presiden Jokowi di hadapan 801 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Pada 23 November 2023, Presiden Jokowi bersama Bapanas dan Perum Bulog berada di Biak Numfor, Papua untuk membagikan bantuan beras. Memang tak ada yang salah dengan kehadiran orang nomor satu di negeri ini. Bisa jadi Jokowi ingin melahirkan kesan baik di mata masyarakat yang bakal ditinggalkannya. Apalagi saat ini, harga beras sedang mahal-mahalnya. Asal bukan dalam rangka kampanye terselubung untuk paslon tertentu.

Sementara Arief menuturkan, urgensi bantuan pangan beras karena dapat memberi tekanan terhadap harga di pasar. Dikatakan, kombinasi antara bantuan pangan beras dengan program intervensi pasar merupakan strategi yang tepat guna.

“Bersama Bapak Presiden Jokowi, sejak kemarin kita cek penyaluran bantuan pangan beras di NTT. Kita juga diminta memastikan kesiapan stok pangan untuk masyarakat termasuk di daerah-daerah. Apalagi Desember ini akan ada Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ucap Arief.

“Pemerintah daerah (Pemda) agar bersiap dengan terus memastikan stok pangan strategis selalu ada dan cukup di pasar-pasar, terutama pasar yang dikelola pemda. Selain bantuan pangan beras, program intervensi ke pasar jangan terhenti, terutama untuk menyambut Nataru. Sebagaimana perintah Bapak Presiden, agar kita secara bersama-sama menggiatkan operasi pasar seperti GPM (Gerakan Pangan Murah),” tandasnya.

Pasca penyaluran bantuan beras tahap II yang bergulir sejak September, diiringi berbagai program intervensi pasar, kondisi harga beras medium di dalam negeri terpantau stabil. Menilik data dari Panel Harga Pangan NFA, pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata beras medium di semua provinsi berada di Rp13.220 per kg. Dari itu terdapat depresiasi 20 poin pada 4 Desember menjadi di harga Rp13.200 per kg.

Kendati demikian, pergerakan harga beras medium di Provinsi NTT belum bisa dikatakan stabil. Tercatat pada 1 Oktober harga rata-rata tercatat di level Rp13.530 per kg dan ini berada di atas harga rata-rata nasional. Selanjutnya pada 4 Desember harga rata-rata beras medium di NTT bergerak naik ke harga Rp13.870 per kg.

“BPS (Badan Pusat Statistik) baru saja mengumumkan bahwa di November telah terlihat tren penurunan harga terkait beras secara bulanan, mulai dari gabah sampai di tingkat penggilingan. Selanjutnya kita harapkan akan ada efeknya menyentuh di tingkat pengecer juga, sehingga bisa berpengaruh pada harga yang harus dikeluarkan oleh masyarakat,” beber Arief.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button