Singapura Bakal Impor Lebih Banyak Listrik Rendah Karbon dari Indonesia


Singapura memberikan persetujuan bersyarat kepada dua perusahaan lagi untuk mengimpor listrik rendah karbon dari Indonesia. Sebelumnya 5 perusahaan mendapat persetujuan yang sama. Singapura juga menaikkan target impor listrik rendah karbon dari 4GW pada tahun 2035 menjadi 6GW.

Kedua perusahaan – Singa Renewables dan Shell Eastern Trading – telah diberi lampu hijau bersyarat untuk mengimpor total 1,4 gigawatt (GW) listrik, kata Otoritas Pasar Energi (EMA) pada Kamis (5 September).

“EMA (secara awal) menilai proyek-proyek ini layak secara teknis dan komersial,” katanya dalam rilis media, Kamis (5/9/2024), mengutip Channel News Asia (CNA). Persetujuan bersyarat dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan memperoleh persetujuan regulasi dan lisensi yang diperlukan untuk proyek tersebut.

Singapura bermaksud mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. EMA mengatakan akan terus melibatkan perusahaan dengan “proposal yang kredibel dan layak secara komersial” yang dapat berkontribusi pada target tahun 2050.

Lisensi Bersyarat Pertama

Kedua perusahaan tersebut bukanlah yang pertama diberi persetujuan bersyarat untuk mendatangkan listrik rendah karbon dari Indonesia. Pada bulan September 2023, lima perusahaan diberikan persetujuan bersyarat untuk mengimpor total listrik sebesar 2GW dari Indonesia.

Pada hari Kamis, EMA mengumumkan bahwa kelima firma ini telah mengambil langkah berikutnya dalam proses ini dan telah diberikan lisensi bersyarat – firma pertama yang diberikan lisensi tersebut. Hal ini terjadi setelah “kemajuan substantif” dicapai oleh lima proyek yang berbasis di Indonesia, kata EMA. 

Kelima perusahaan tersebut adalah: 

  1. Pacific Medco Solar Energy, dibentuk oleh PacificLight Renewables, Medco Power Global dan Gallant Venture
  2. Adaro Solar International, dibentuk oleh PT Adaro Clean Energy Indonesia
  3. EDP ​​Energi Terbarukan APAC
  4. Vanda RE, dibentuk oleh Gurin Energy dan Gentari International Renewables
  5. Energi Keppel

Pacific Medco Solar Energy akan mengimpor 0,6 GW, sementara Adaro Solar International dan EDP Renewables APAC masing-masing akan mengimpor 0,4 GW. Vanda RE dan Keppel Energy masing-masing akan mengimpor 0,3 GW. Kelima perusahaan tersebut telah memulai dan sedang dalam berbagai tahap menyelesaikan survei kelautan dan studi kelayakan.

Mereka juga telah “menunjukkan kemampuan mereka untuk memenuhi persyaratan Indonesia dan Singapura”, kata EMA. Lisensi bersyarat dapat dikeluarkan untuk proyek impor listrik yang telah dinilai layak secara teknis dan komersial, dan berada dalam tahap pengembangan lanjutan.

“Apabila kewajiban dalam izin bersyarat tersebut telah terpenuhi, selanjutnya EMA dapat menerbitkan izin importir listrik kepada perusahaan tersebut untuk memulai konstruksi dan operasi komersial,” kata otoritas tersebut.

Lisensi bersyarat dan persetujuan bersyarat diberikan selama Forum Keberlanjutan Internasional Indonesia di Jakarta pada hari Kamis. Kemajuan ketujuh proyek ini dibangun berdasarkan sejumlah nota kesepahaman (MOU) antara Indonesia dan Singapura tentang kerja sama energi, kata EMA. 

Nota kesepahaman ditandatangani pada Januari 2022 serta Maret dan September tahun lalu. “Nota kesepahaman ini menegaskan komitmen kedua negara untuk memfasilitasi proyek perdagangan lintas batas dan interkoneksi antara Indonesia dan Singapura, serta investasi dalam pengembangan industri manufaktur energi terbarukan, seperti fotovoltaik surya dan sistem penyimpanan energi baterai di Indonesia,” kata EMA.

Target Impor Dinaikkan

Pada tahun 2021, Singapura menargetkan impor hingga 4GW listrik rendah karbon pada tahun 2035. Sejak saat itu, lembaga ini menerima lebih dari 20 proposal dari berbagai negara, yang menunjukkan kelayakan impor listrik rendah karbon sebagai jalur untuk mendekarbonisasi sektor listrik, kata EMA.

Sektor listrik saat ini menyumbang sekitar 40 persen emisi karbon Singapura. Secara total, EMA telah mengeluarkan persetujuan bersyarat kepada sembilan proyek sejauh ini, termasuk lima proyek yang telah maju ke lisensi bersyarat. 

Proyek-proyek ini meliputi proposal Keppel Energy untuk mengimpor 1 GW listrik rendah karbon dari Kamboja dan proposal Sembcorp Utilities untuk mengimpor 1,2 GW dari Vietnam. “Mengingat kemajuan proyek impor listrik yang menggembirakan dan untuk memastikan pasokan yang memadai guna memenuhi kebutuhan energi masa depan serta mengingat permintaan yang terus meningkat, Singapura akan meningkatkan ambisinya dan berupaya mengimpor 6 GW pada tahun 2035,” kata EMA.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus mempelajari semua jalur dekarbonisasi untuk sektor listrik.  Ini termasuk hidrogen, tenaga surya, energi panas bumi, energi nuklir, serta teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

“Seiring dengan upaya Singapura melakukan dekarbonisasi, EMA juga akan berupaya mencapai keseimbangan optimal antara keamanan energi, keberlanjutan, dan daya saing biaya,” kata otoritas tersebut.