Market

Singapura Tarik Produk Kecap dan Sambal ABC Karena Mengandung Zat Berbahaya

Pemerintah Singapura menarik seluruh produk kecap dan sambal buatan Indonesia merek ABC. Singapura menarik produk ini karena kecap dan sambal ABC ini mengandung zat yang dilarang seperti alergen.

Badan Pangan Singapura (SFA) pada Selasa sudah memerintahkan untuk menarik produk kecap dan sambal ABC ini dari pasaran. SFA mendeteksi jika dua produk tersebut mengandung sulfur dioksida atau sejenis pengawet pada makanan yang tidak masuk dalam rekomendasi. Selain itu SFA mendeteksi adanya asam benzoat pada Sambal Ayam Goreng ABC yang tidak tertera pada label kemasan produk.

Mungkin anda suka

Produk yang SFA tarik dari pasaran adalah produk Kecap ABC yang memiliki tanggal kadaluwarsa 26 Juni 2024. Sedangkan untuk Sambal Ayam ABC yang SFA tarik memiliki tanggal kadaluwarsa hingga 6 Januari 2024.

Menurut SFA, kandungan sulfur dioksida dan asam benzoat yang ada dalam kemasan produk kecap dan sambal ABC memiliki kandungan sangat tinggi yang tidak diizinkan ada dalam makanan. Sementara untuk kandungan alergen pada makanan bisa memicu alergi pada manusia yang sensitif.

SFA juga sudah melayangkan surat kepada importir kedua produk tersebut untuk segera menariknya dari pasaran sebagai bentuk pencegahan.

“Berdasarkan Peraturan Makanan Singapura, produk makanan yang mengandung bahan yang diketahui menyebabkan hipersensitivitas harus dicantumkan pada label kemasan makanan untuk menjaga kesehatan masyarakat,” kata SFA, seperti dikutip Today pada Rabu (7/9/2022).

SFA menagatakan seluruh kandungan zat yang ada dalam makanan harus tercantum dalam label kemasan produk. Pencatatannya juga harus sesuai dengan banyaknya kadar zat yang digunakan.

Meski menarik dua produk asal Indonesia ini, SFA menyebut kandungan yang ada dalam Kecap dan Sambal ABC tidak berbahaya bagi konsumen, kecuali kandungan alergen tadi.

Dalam beberapa penelitian di Singapura, asam benzoat bisa memicu ganguan sistem saraf pusat serta perubahan pada otak. Hal ini teruangkap setelah SFA melakukan uji coba zat tersebut kepada hewan dengan dosis yang tinggi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button