Singgung Dapat 11/100 di Pilpres, Prabowo: Rakyat Nilai Saya 58,58 Persen


Presiden terpilih Prabowo Subianto sempat menyinggung soal hinaan, ejekan bahkan fitnah yang diterimanya selama kampanye Pilpres 2024.

Hal itu diungkapkan dalam pidato politiknya di acara penutupan Kongres ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN) di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024) malam.

Mulanya, Prabowo mengaku tak masalah dengan adanya tuduhan yang datang bertubi-tubi untuk dirinya. Prabowo mengaku siap menyerahkan jiwa dan nyawa untuk bangsa Indonesia.

Lalu, Prabowo turut menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap PAN yang sudah setia mendukungnya sejak 15 tahun terakhir.

“Terima kasih PAN, terima kasih atas kesetiaanmu, terima kasih kau selalu berada di sebelahku. Terima kasih walaupun kita mengalami kekalahan berkali-kali kau tetap di sebelahku,” ucap Prabowo.

Menurutnya, perjuangan yang selalu dia bawa adalah misi mengabdi untuk rakyat Indonesia.

Prabowo mengakui ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Pasalnya rakyat membutuhkan kedamaian, kerukunan, ketenangan dan pemimpin yang mampu bekerja sama.

“Seorang pejuang, seorang pendekar harus berani tapi tidak boleh benci dan tidak boleh dendam. Jadi, saya enggak ada masalah diberi nilai 11, enggak apa-apa, sungguh. Karena rakyat saya beri nilai saya 58,58 persen,” tuturnya.

Sebelumnya pada saat kampanye Pilpres 2024, Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memberikan nilai 11 dari 100 untuk kinerja Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang dipimpin Prabowo Subianto, yang juga capres nomor urut 2. Penilaian diberikan atas dasar kesejahteraan prajurit TNI yang dinilai Anies tidak dipikirkan oleh Kemhan.

Mulanya saat sesi tanya jawab debat capres ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) Anies memberikan pertanyaan kepada capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Anies bertanya skor kinerja Kemhan kepada Ganjar.

“Berapa skor yang Bapak berikan atas kinerja Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Bapak Prabowo, silakan Pak Ganjar,” tanya Anies.

Ganjar menjawab lima. Dia mengaku memiliki data terkait kinerja Kemhan.

“Lima juga, saya punya datanya dan kemudian akan saya sampaikan. Di meja saya sudah saya siapkan satu per satu,” jawab Ganjar.

Setelah itu, Ganjar berbicara soal sistem pertahanan. Anies kemudian membandingkan tunjangan TNI-Polri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anies mengatakan era SBY tunjangan TNI-Polri mengalami kenaikan sembilan kali. Namun jauh berbeda dengan era Jokowi, yang hanya naik tiga kali.

“Kesejahteraannya tidak dipikirkan dengan serius, tukin (tunjangan kinerja) hanya 80 persen. Lihat Kementerian Keuangan, lihat Kementerian PUPR, menteri-menterinya mengusahakan peningkatan tukin di mereka. Lalu kita lihat tadi alutsista yang bekas, yang itu risikonya keselamatan dari TNI kita. Mereka bekerja keras menjaga setiap jengkal tanah republik ini. Tetapi mereka tidak didukung dengan policy. Karena itu, menurut saya, skornya justru di bawah 5 Pak Ganjar, kalau 5 itu ketinggian,” ujar Anies.

Ganjar kemudian mempertegas lagi penilaian Anies. Ganjar minta Anies menyebut secara jelas angkanya.

“Mas Anies enggak usah takut, disebut aja angkanya berapa gitu loh, kayak saya gitu loh. Jangan di bawah 5, sebut aja berapa,” ucap Ganjar.

“11, Mas, dari 100,” kata Anies.