News

Soal 3 Periode Jangan Samakan Indonesia dengan Turki, Rusia dan China

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago meminta untuk tidak mengaitkan wacana presiden tiga periode dengan tren kepemimpinan di dunia. Apalagi menyamakan Indonesia dengan Turki, Rusia maupun China yang bisa dengan mudah mengubah konstitusi untuk melanggengkan kepemimpinan.

Pangi menilai, Indonesia merupakan negara demokrasi dan perbandingan dengan tiga negara tersebut, maupun negara lainnya yang menerapkan praktik serupa tidak tepat. Presiden Jokowi haruslah memimpin sesuai dengan konstitusi yakni maksimal dua periode sesuai amanat reformasi yang menuntut adanya pembatasan kepemimpinan nasional.

“Jangan-jangan inspirasi (tiga periode) itu lahir dari sana, tetapi kalau menurut saya jika dibandingkan itu enggak sebanding. Kita tidak mengetahui apakah Turki itu murni negara demokrasi, begitu juga China, apalagi Putin di Rusia,” kata Pangi, di Jakarta, Jumat (2/9/2022).

CEO Voxpol Center Research and Consulting melanjutkan, usulan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode yang tak kunjung redup hingga sekarang ini bisa saja menjadi dasar meniup wacana tiga periode. Sebab, Ketua Projo Budi Arie ketika berpidato pada acara Musra di Bandung, Minggu (28/8/2022), yang lalu menyinggung situasi di Jerman ketika dipimpin Kanselir Angela Merkel hingga 16 tahun.

Menurutnya, logika tersebut sesat, dan tidak layak untuk dipaksakan. Apalagi, soal tiga periode ini tidak mendapatkan dukungan dari publik secara khusus mahasiswa.

Lingkaran Dalam

Pangi lantas mempertanyakan sosok yang getol menggelindingkan isu wacana Jokowi tiga periode. Dia mencurigai sosok tersebut berada dalam lingkaran dalam Jokowi hingga mau bersikap lunak terhadap usulan tersebut.

“Beliau (Jokowi) sudah mulai goyah dan sudah terpengaruh oleh lingkaran dalam (inner circle) beliau, oleh orang yang ada di lingkaran beliau. Tentu ini musibah demokrasi sebenarnya,” kata Pangi.

Dia juga mempertanyakan perubahan sikap Jokowi dalam menanggapi usulan tersebut. Sebab, Jokowi sebelumnya menyebut usulan presiden tiga periode sebagai wacana yang menampar wajahnya. Namun, ketika berpidato di hadapan Musra Projo dia menyebutnya sebagai wacana yang juga menjadi bagian dari demokrasi.

“Kalau beliau sudah mulai bergeser, tidak sekokoh dulu, tentu kami bertanya ini siapa yang membisikkan beliau sehingga perubahan sikap ini signifikan untuk membuat beliau seolah olah posisinya sekarang sudah mulai setuju?” tanya Pangi.

Pangi meragukan usulan presiden tiga periode hanya berasal dari pendukung Jokowi atau Projo. Dia meyakini ada sosok di lingkaran Jokowi yang mendorong wacana itu.

“Ini kan sama saja dengan era Soekarno yang mereka mengatakan revolusi belum selsai, kemudian ada masyarakat meminta Seokarno untuk melanjutkan revolusi. Kemudian, lahirlah wacana presiden seumur hidup dan seterusnya,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button