Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak ambil pusing saat disinggung apakah pihaknya sudah menyiapkan tokoh-tokoh untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran mendatang.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Tsaquf mengatakan bahwa pihaknya tak perlu menyiapkan secara khusu. Ia meyanini seluruh tokoh NU sudah matang untuk berlenggang di pemerintahan.
“Enggak usah disiapkan, sudah siap sendiri banyak itu, banyak yang sudah siap dengan sendirinya “ ujar Gus Yahya, sapaan akrabnya, di kantor DPP PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).
Gus Yahya menerangkan bahwa NU merupakan fakta dan realitas demografis bukan faksi politik. Untuk itu, pihaknya tidak perlu mengkhawatirkan soal kursi di kabinet Prabowo-Gibran ke depan.
“Nanti kalau sudah jadi kabinet, sampean tanyain satu-satu, insya Allah ada, nah paling ndak separuh NU, kalau ndak malah NU semua,“ kata dia.
Diketahui, rencana presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai pro dan kontra. Gibran mengatakan saat ini masih merumuskan komposisi dan jumlah kabinet yang akan datang dengan berbagai pihak.
Tapi ia tak membantah soal potensi bertambahnya jumlah kementerian pada pemerintahan mendatang. Gibran menyebut salah satu kementerian yang sedang digagas yakni kementerian khusus untuk mengurus program makan siang gratis.
“Masih dibahas, masih digodok dulu. Tunggu saja, ya. Kemarin sempat dibahas itu (kementerian khusus makan siang gratis),” ujar Gibran belum lama ini.
Sementara Prabowo mengatakan, jumlah Menteri banyak atau sedikit yang terpenting adalah kemampuan Pemerintah membawa kemajuan bangsa.
“Intinya adalah begini, intinya mampu nggak pemerintah itu melaksanakan program-program yang membawa kemajuan kepada bangsa dan negara, meningkatkan penghasilan rakyat, mengurangi penyakit-penyakit yang endemis, menghilangkan kelaparan, menghilangkan kemiskinan, mampu nggak? Kenapa dipersoalkan jumlah 34, 40?” Kata Prabowo dalam sebuah sesi wawancara, Rabu (22/5/2024) malam.