Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono mengaku tidak menolak jika memiliki kesempatan untuk menjabat sebagai ketua umum di periode berikutnya. Ia mengaku sudah cukup lama mengabdi di partai kabah ini cukup lama.
“Saya ini 27 tahun mengabdi di PPP tidak pernah sekalipun saya memburu. Tapi kalau saya diberi amanah, saya jalankan,” kata Mardiono usai menghadiri Mukernas II di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (14/12/2024) malam.
Mardiono menilai pemberian amanat sebagai ketua umum seperti perintah kepada prajurit. Karenanya, ia siap untuk menjalankan tugas tersebut.
“Karena amanah analogisnya sebagai seorang prajurit, kalau saya dipanggil, saya laksanakan. Kalau saya dipanggil, saya akan hadir. Tapi kalau tidak, saya tidak akan memburu itu,” ujarnya.
Ia menilai kesukarelaan ini sebagai bentuk pengabdian dirinya.
“Dan itulah perjalanan pengabdian saya selama ini,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Sejumlah kader PPP yang mengatasnamakan diri Front Kader Kabah Bersatu (FKKB) meminta DPP PPP menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk menggantikan Mardiono. Ketua FKKB Ichwan Zayadi menilai bahwa Mardiono tidak piawai dan tidak memiliki kapabilitas dalam mengelola partai berlambang Ka’bah itu di Pemilu 2024.
“Kami mendesak kepada DPP PPP untuk segera menggelar MLB agar terpilih dan terbentuknya kepengurusan DPP PPP yang definitif dan lebih baik lagi,” kata Ichwan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2024).
Dia mengaku prihatin atas hasil yang diperoleh PPP pada Pemilu 2024. Ichwan juga menyoroti banyaknya putusan MK yang menolak gugatan PPP. Hal itu berimplikasi terhadap perolehan suara nasional yang kurang dari empat persen. Dengan demikian, PPP kemungkinan besar tidak lolos parliamentary threshold (PT) DPR.
“Perolehan suara PPP dalam Pemilu 2024 ini adalah yang terburuk karena untuk kali pertama dalam sejarah PPP tidak lolos parliamentary threshold di DPR RI sejak berdiri pada 5 Januari 1973,” ujar Wakil Ketua DPRD Jakarta periode 2014-2019 itu.