Gara-gara harga cabai rawit merah nan mahal, hampir seluruh pejabat negara pusing. Apalagi momentumnya menjelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru (Nataru0 2024.
Dan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menawarkan solusi agar masyarakat menanam sendiri cabai. Alasannya, produksi cabai memang sedang turun sehingga berdampak kepada melonjaknya harga si merah pedas ini.
“Terkait cabai rawit merah, artinya produksinya perlu didekatkan ke daerah-daerah yang defisit pasokan, namun cukup tinggi konsumen. Kita semua harus dorong produksi. Bisa dengan menggalakkan urban farming. Ini akan sangat membantu. Masyarakat bisa tanam di pekarangan atau kebun, menggunakan polybag,” ujar Arief.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, Bapanas menitikberatkan kepada isu harga cabai rawit merah di suatu daerah yang diinformasikan meroket hingga Rp450.000 per kilogram. Harus dilakukan cross check atas kabar tersebut, untuk memastikan kebenarannya.
“Kita punya panel harga pangan yang menjadi referensi bagi perkembangan harga secara nasional yang dihimpun dari enumerator harga yang memantau perkembangan harga pangan secara harian di seluruh provinsi dan kabupaten kota,” kata Arief.
“Pasokan cabai rawit merah memang tengah terjadi kekurangan di beberapa daerah. Misalnya di Pasar Induk Kramat Jati di bulan lalu, pasokan cabai rawit merah disana sempat turun sampai 6 persen. Segera kita bantu mobilisasi pangan melalui skema FDP (Fasilitasi Distribusi Pangan) berupa pasokan 5 ton. Ini tentunya setelah NFA berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan para Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani),” imbuhnya.
Arief menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan pusat guna mengatasi gejolak harga pangan. Apabila pemerintah daerah menemukan indikator adanya eskalasi harga pangan yang tidak normal, tentunya pemerintah pusat senantiasa sigap bahu membahu mengatasinya.
Leave a Reply
Lihat Komentar