Hangout

Solusi Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang Agar Tidak Anemia

Senin, 27 Jun 2022 – 14:11 WIB

Anemia

Mungkin anda suka

Istimewa

Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Agama RI bersama PT AJINOMOTO INDONESIA (Ajinomoto) mengimplementasikan School Lunch Program (SLP) ke lebih banyak pesantren. Hal ini dalam rangka meningkatkan status gizi serta memperbaikin Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Langkah ini juga menjadi solusi konsumsi makanan bergizi seimbang agar tidak mengalami masalah anemia.

Anemia merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, letih dan lesu sehingga akan berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya. Tidak hanya itu, anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan generasi yang bermasalah gizi.

Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 persen, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.

Perwakilan dari Kemenag, Dr. H. Basnan Said MAG , Kasubdit Pendidikan Ponpes mengungkapkan penting bagi masyarakat semua untuk mengkonsumsi makanan yang Halal dan Thoyib.

“Dalam pilot project ketika itu, kami menetapkan target untuk menurunkan prevalensi status anemia santri di pondok pesantren melalui pemberian makanan bergizi seimbang dan pendidikan gizi. Setelah kami menyediakan menu yang tinggi kandungan zat besi (seperti rendang hati ayam,) dan menu sayur yang dimasak dengan mudah serta nikmat menggunakan produk kami, santri mulai makan lebih banyak. Hasilnya, kami mampu mengurangi 8 kejadian anemia di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor dan 20,9 persen di Pondok Pesantren Darussalam Bogor. Berangkat dari kisah sukses ini, kami ingin terus kontribusi untuk mengatasi masalah gizi anak di Indonesia,” ujar Grant Senjaya, Head of Public Relations Dept – PT AJINOMOTO INDONESIA, saat webinar, Jakarta, ditulis Senin, (27/6/2022).

“Melalui sosialisasi SLP ini, kami ingin lebih banyak lagi pesantren yang melaksanakan program ini. Harapannya, pada periode kali ini peserta webinar antusias untuk mendaftarkan pondok pesantren nya. Selanjutnya, kami bersama Tim SLP dari Institut Pertanian Bogor (IPB) akan melakukan observasi dan seleksi untuk memilih 12 pondok pesantren yang sekiranya memenuhi semua persyaratan untuk mengimplementasikan SLP di pondok pesantren masing-masing,” lanjutnya.

Menurut Dr. Rimbawan, Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB sekaligus ketua project SLP, buku panduan SLP yang sudah dibuat tidak hanya bermanfaat bagi siswa atau siswi di pesantren, namun bermanfaat juga bagi tenaga pengajar di pondok pesantren yang menerapkan.

“Bersama Ajinomoto dan Kementerian Agama RI, kami menyusun panduan SLP menjadi 3 buku. Buku pertama berisikan modul edukasi gizi di pesantren yang bermanfaat untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja. Buku kedua berisikan modul penyediaan makan bergizi seimbang di pesantren, buku kedua ini bermanfaat bagi pengelola dan tim penyedia makan pesantren. Buku ketiga berisikan kumpulan resep dan pilihan aplikasi menu lezat bergizi seimbang,” ujar Dr. Rimbawan.

“Sebelumnya kami memilih 6 pesantren sebagai pilot project, dan di tahun ini kami mengadakan sosialisasi program SLP ke lebih banyak pesantren. Berdasarkan pengamatan kami pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengalami banyak kemajuan, namun dalam hal pangan, gizi, dan kesehatan, masih belum mendapatkan perhatian yang proporsional. Pada umumnya siswa atau siswi mondok di pesantren, oleh karena itu kami menilai jika kondisi pangan, gizi dan kesehatannya baik, akan sangat berdampak pada peningkatan capaian pembelajarannya,” lanjutnya.

Dalam sesi webinar kali ini, Ajinomoto juga menyampaikan tentang kampanye Bijak Garam yang dipaparkan oleh Darma Suhandi, Product Marketing Manager Horeka Dept – PT AJINOMOTO INDONESIA.

“Sejalan dengan kampanye Kementerian Kesehatan RI, mengenai pentingnya diet garam, gula, dan lemak. Melalui kampanye Bijak Garam yang sedang kami giatkan ini, kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan,” ujar Darma Suhandi, Product Marketing Manager Horeka Dept – PT AJINOMOTO INDONESIA.

“MSG mengandung lebih sedikit kadar natrium daripada garam dapur pada umum nya. Hanya dengan menambahkan 1 sendok teh garam plus setengah sendok teh dapat mengurangi kadar natrium sebesar 30 persen namun rasa umami dan kelezatan masakan tetap terjaga,” paparnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button