Aktivis kemanusiaan dan HAM Benny Susetyo atau Romo Benny meninggal dunia, Sabtu (5/10/2024) dini hari. Romo Benny meninggal di RS Mitra Medika Pontianak, Sabtu (5/10/2024) pukul 00.15 WIB.
“Jenazah akan mendarat di Surabaya siang ini dan akan disemayamkan di Malang. Rencana dimakamkan pada hari Senin 7 Oktober di Pemakaman Sukun di Malang. Semoga mendapat kedamaian dalam istirahat abadi. Amin,” tulis akun @katolikG seperti dikutip Inilah.com, Sabtu (5/10/2024).
Meninggalnya Romo Benny ini cukup mengejutkan publik lantaran yang bersangkutan tidak bernah dikabarkan sakit atau sedang menjalani perawatan.
Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid mengakui jika Romo Benny memiliki riwayat penyakit diabetes atau gula berat. Namun dia belum bisa memastikan apakah penyakit tersebut yang membuat Romo Benny berpulang.
“Romo Benny sudah lama sakit diabetes parah. Tapi saya belum tahu sebab spesifik meninggalnya,” kata Alissa, Sabtu (5/10/2024).
Romo Benny meninggal saat berusia 55 tahun atau sekitar lima hari jelang ia berulang tahun pada 10 Oktober.
Dia memang terakhir berada di Pontianak untuk melakukan sejumlah aktivitas, salah satunya mengikuti diskusi kelompok terpumpun (FGD) bertema Kerapuhan Etika Penyelenggara Negara dalam Berbangsa dan Bernegara: Kedaulatan Sumber Daya Alam yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Universitas Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (3/9/2024).
Profile Benny Susetyo
Pria kelahiran Kepanjen, Malang, Jawa Timur (Jatim) ini memiliki nama lengkap Antonius Benny Susetyo. Dia merupakan seorang pastor sehingga banyak masyarakat mengenalnya dengan panggilan Romo Benny.
Semasa hidupnya, Romo Benny dikenal sebagai sosok yang terus memperjuangkan masyarakat lemah. Dia juga banyak memberikan perhatian kepada korban bencana dan kekerasan serta ikut memajukan Pusat Studi dan Pengembangan Kebudayaan (PUSPeK).
Selain itu, Romo Benny merupakan lulusan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang tahun 1996.
Dalam perjalanan kariernya sebagai pastor, Romo Benny pernah ditugaskan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk menjadi mediator umat katolik dengan muslim.
Saat terjadi kerusuhan hebat di Paroki, Situbondo yang menyebabkan banyak gereja dibakar habis, termasuk Gereja Katolik Situbondo, Romo Benny melakukan safari bertemu para ulama dan kiai setempat.
Tujuan Romo Benny ini dilakukan agar kerusuhan tidak meluas dan bisa dihentikan dengan cara damai. Dalam misi perdamaian tersebut, Romo Benny banyak bertemu dengan tokoh-tokoh muslim di Situbondo dan Bondowoso.
Selama menjalankan misi kemanusiaan tersebut, Romo Benny akhirnya mengenal dan dekat dengan sosok Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Hingga akhirnya mereka berdua bersama-sama menjadi tokoh pemersatu dan penjaga kerukunan antar umat agama di Indonesia.