S&P Global Ratings menegaskan peringkat Indonesia pada BBB investment grade dengan prospek stabil, tetapi menandai ketidakpastian fiskal dari pemerintahan baru yang dipimpin oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Tim Prabowo telah meyakinkan pasar bahwa mereka akan berkomitmen pada pagu defisit sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan mempertahankan status quo pada rasio utang terhadap PDB. Sebelumnya muncul laporan media berspekulasi bahwa presiden terpilih berencana untuk merevisi pagu anggaran hukum dan mungkin membiarkan rasio utang terhadap PDB meningkat.
“Meskipun ada jaminan ini, ketidakpastian kebijakan kemungkinan akan tetap ada hingga pemerintah berikutnya mengungkap rencananya secara rinci,” kata lembaga pemeringkat tersebut dalam siaran persnya, kemarin.
S&P memperkirakan defisit anggaran tahunan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dalam tiga tahun ke depan akan lebih tinggi daripada periode 2022-2024, yakni sebesar 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB), karena rencana pengeluaran yang lebih besar di bawah Prabowo.
“Pemerintah yang baru telah mengindikasikan bahwa mereka tidak bermaksud membuat perubahan hukum untuk mengakomodasi defisit lebih tinggi. Namun, mengingat rencana pengeluarannya, kemungkinan besar mereka akan menargetkan defisit anggaran mendekati batas 3 persen dari PDB,” imbuh lembaga tersebut, mengutip Reuters.
Janji kampanye utama Prabowo mencakup program senilai Rp450 triliun, setara dengan sekitar 2 persen PDB, untuk memberikan makanan bergizi gratis kepada lebih dari 80 juta penerima, termasuk wanita hamil, balita, dan pelajar.
Janji lainnya termasuk menyediakan lebih banyak perumahan dan meningkatkan produksi pangan. Melalui rencana tersebut, presiden terpilih bertujuan untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 8 persen per tahun, dari sekitar 5 persen saat ini.
Namun, S&P mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sedikit melambat menjadi 4,9 persen pada tahun 2026 dan 2027. Pertumbuhan PDB Indonesia berada pada 5,05 persen pada tahun 2023.
Rasio pendapatan terhadap PDB Indonesia dalam beberapa tahun ke depan juga diperkirakan turun sedikit menjadi 14,8 persen PDB dari 15 persen pada tahun 2023, di tengah moderasi harga komoditas, seperti nikel, perkiraan S&P.
Dengan harapan bahwa pemerintahan Prabowo akan berkomitmen pada batasan defisit anggaran, S&P memperkirakan rasio utang terhadap PDB Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan berada di sekitar 39 persen, jauh di bawah pagu 60 persen.
Prabowo dan wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, putra tertua Presiden Joko Widodo, akan dilantik Oktober ini setelah memenangkan pemilihan pada bulan Februari.