Sri Mulyani Berkaca-kaca Melayat ke Rumah Faisal Basri


Penampakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di rumah duka ekonom senior Faisal Basri di Komplek Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024), mengundang perhatian para pelayat.

Pasalnya, Sri Mulyani sebagai pejabat publik juga pernah dikritik Faisal Basri. Tajamnya kritikan itu tak membuat Sri Mulyani menafikan persahabatannya dengan Faisal Basri.

Beberapa kali Sri Mulyani memalingkan muka, mungkin takut terlihat air matanya menetes tanpa sengaja. Nada bicaranya juga tak biasa karena agak bergetar. Menunjukkan betapa dalamnya rasa duka yang dirasakan.

“Saya dekat dengan istri Faisal Basri juga anak-anaknya. Saya sangat kehilangan seorang teman yang baik dan loyal,” kata Sri Mulyani yang mengenakan batik hitam dan berkerudung putih.

Untuk menata kalimat, Sri Mulyani harus terdiam sebentar. Dia pun mengenang betapa lamanya pertemanan dengan Faisal Basri. Wajar jika perempuan kelahiran lampung berparas ayu ini, paham betul karakternya.

Sosok Faisal Basri di mata Sri Mulyani cukup luar biasa. Kecintaan akan Indonesia, tak perlu diragukan lagi. Faisal ingin, perekonomian Indonesia dikelola dengan baik dan benar.  “Dan oleh karena itu selalu menyampaikan pandangan-pandangan yang tujuannya adalah untuk perbaikan,” kata Sri Mulyani.

Meski terkenal pedas karena tanpa tedeng aling-aling, Sri Mulyani mengaku suka mendengar Faisal Basri. Hari-hari ke depan, dia pasti kangen pandangan miring tapi jujur dari sang maestro ekonomi itu.

“Waktu saya menjadi menteri, saya sering mendengar pandangan beliau. Dan tentu saja itu menjadi salah satu yang sangat penting bagi kita untuk selalu memperbaiki policy, regulasi, cara melihat isu atau masalah,” imbuhnya.

Kemudian, Ani, sapaan akrabnya, menceritakan Faisal Basri saat ditunjuk masuk tim ahli satuan tugas (satgas) tentang tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh Menko Polhukan Mahfud MD.

“Beliau banyak memberikan masukan-masukan kepada kita. Jadi sangat-sangat saya hargai. Buat kami itu bagus dan merupakan pengingat yang baik,” tutur Ani.

Bagi Ani, dalam mengurus negara perlu ada yang mengamati hingga memberikan kritik terutama bagi staf-staf kementerian/lembaga. Hal itu, kata dia, karena tidak semua hal bisa ia lihat sebagai menteri saja, sehingga pandangan dari luar akan sangat membantu.

Ia pun menilai sosok Faisal sangat dibutuhkan di suatu pemerintahan. Utamanya dalam mengawal kebijakan ekonomi sebesar Indonesia, perlu adanya check and balances.

“Saya rasa pandangan-pandangan Pak Faisal memberikan penyeimbang bagi kita semuanya dan pengingat. Saya rasa saya sangat memahami niat beliau itu sangat-sangat tulus dan out of his luck tentang Indonesia. Jadi kita tahu agendanya dia adalah satu, ingin lihat Indonesia baik,” kata dia bergetar.

Faisal Basri meninggal dunia sekitar pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, pada Kamis (5/9/2024). Sempat dirawat di rumah sakit yang sama sejak awal pekan ini lantaran penyakit jantung. Sorenya, Faisal dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan.