Sri Mulyani Klepek-klepek: APBN Sudah Berdarah-darah, Anggaran IKN Malah Ditambah


Ketika APBN 2024 mulai ‘berdarah-darah’ karena defisit Rp93,4 triliun, atau 0,41 persen dari produk domestik bruto (PDB), anggaran untuk pembangunan IKN malah ditambah. Semula Rp40,6 triliun naik menjadi Rp42,5 triliun.

Di mana Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani yang katanya terbaik sedunia? Sosok yang melekat dengan disiplin fiskal dan sangat prudent dalam menyusun anggaran.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata menerangkan, tambahan anggaran itu utamanya untuk meningkatkan kualitas dari bangunan di IKN, termasuk jalan tol.

“Dalam pelaksanaan di lapangan, ditemukan beberapa area yang memerlukan penguatan. Mulai dari bangunannya ataupun jalan tol, sehingga perlu ditambahkan anggaran. Ini terutama untuk safety dari jalan tol dan bangunan tersebut,” kata Isa dalam konferensi pers APBN KiTA di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Saat ini, Isa menyebut, ada beberapa pekerjaan yang sedang dikebut, seperti perbaikan sarana sekolah, akses kesehatan puskesmas, hingga pasar di sekitar IKN. Hal itu untuk mengantisipasi kedatangan Aparatur Sipil Negara/Pegawai Negeri Sipil (ASN/PNS) mulai tahun ini.

“Perbaikan sarana sekolah mulai dari SD, SMP, SMA yang sudah ada di sekitar situ untuk mengantisipasi kepindahan dari beberapa ASN pada tahun ini. Kemudian juga pasar, puskesmas yang ada di sekitar itu juga dilakukan upaya-upaya peningkatan kualitas perbaikan, baik sarana prasarananya sehingga mampu mengantisipasi kedatangan ASN pada tahun ini,” terang Isa.

Dari alokasi anggaran Rp42,5 triliun di 2024, sampai Juli baru terealisasi Rp11,2 triliun atau 26,4 persen dari pagu. Anggaran IKN itu, dialokasikan untuk klaster infrastruktur sebesar Rp9 triliun, dan klaster noninfrastruktur Rp2,2 triliun.

Tak sedang bercanda, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Muyani Indrawati mengatakan, hingga akhir Juli 2024, APBN mencatat defisit Rp 93,4 triliun. Nilai itu setara 0,41 persen dari PDB. Angka ini melebar ketimbang bulan sebelumnya.

Tercatat defisit APBN bertambah Rp16,1 triliun pada Juni 2024 yang mencapai Rp77,3 triliun. “Dari total postur, bulan Juli kita mengalami defisit Rp 93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani.

Defisit anggaran ini, kata Sri Mulyani, selaras dengan realisasi pendapatan negara yang juga babak belur. Di mana, realisasi pendapatan negara hanya Rp1.545,4 triliun, atau turun 4,3 persen dibandingkan 2023.

Meski turun, Sri Mulyani menyebut penurunan pendapatan negara mulai terkendali. Pada Juni 2024, misalnya, pendapatan negara turun lebih dalam, yakni 6,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).  Sudah tahu defisit, anggaran IKN kok ditambah?