Sriwijaya FC, klub yang dulunya menjadi salah satu kekuatan besar dalam sepak bola Indonesia, kini tengah merasakan masa-masa sulit. Tidak hanya kesulitan bersaing di Liga 2, tim berjuluk Laskar Wong Kito juga terancam turun lebih dalam ke Liga Nusantara (dulunya Liga 3).
Kondisi ini tentu amat memprihatinkan bagi tim yang pada era jayanya mampu menorehkan prestasi gemilang. Total dua gelar juara Liga Indonesia dan tiga trofi Piala Indonesia jelas menjadi bukti nyata ketangguhan tim asal Palembang, Sumatera Selatan.
Sriwijaya FC saat ini duduk posisi kedelapan klasemen sementara Grup 1. Anak asuh Hendri Susilo pun dipastikan masuk ke Babak Degradasi dan lagi-lagi harus mengubur mimpi ke Liga 1.
Krisis internal, gonjang-ganjing manajemen, serta kebijakan transfer yang kurang tepat menjadi beberapa faktor utama yang menyebabkan merosotnya performa tim.
Belakangan pun muncul kabar tidak sedap terkait keterlambatan pembayaran gaji kepada pemain dan pelatih, yang semakin memperburuk situasi di dalam klub.
Satu per satu pemain Sriwijaya FC dikabarkan telah meninggalkan klub. Terbaru, ada Jandia Eka Putra yang resmi berpamitan dari klub. Penjaga gawang yang pernah bersinar di kasta tertinggi Liga Indonesia itu cabut per tanggal 21 Desember 2024 dan menjadi pemain kesembilan yang keluar.
“Ini terkait hak. Kami sudah jauh-jauh ninggalin keluarga di rumah. Masak kami tidak nafkahi sudah 3 bulan terhitung, sama DP. Bagaimana kami mau nyaman main bola. Sementara hak, kebutuhan kami tidak terpenuhi,” ungkap Jandia kepada salah satu media lokal Sumatera Selatan, Sripoku, dikutip Selasa (24/12/2024).
Jangankan gaji,, Jandia juga merasakan pahitnya bertahan hidup dengan makan seadanya yang disediakan oleh manajemen Elang Andalas.”Makan seorang atlet nasi kotak dengan satu lauk, tanpa sayur, tanpa apa buah. Alhamdulillah masih kita syukuri,” katanya.
Bagi pria berdarah Minangkabau ini, krisis ini memang sudah kesekian kalinya ia rasakan selama berkarir di sepak bola profesional. Di musim lalu, Jandia yang berkostum Kalteng Putera juga mengalami hal serupa, sebelum akhirnya tim tersebut terjun ke Liga Nusantara.
“Perasaannya miris aja. Sudah lama di sepakbola, baru kali ini merasakan yang seperti ini. Tahun lalu kita di Kalteng Putra seperti itu juga ada masalah. Tapi dari segi makan kita masih diperhatikan,” bebernya.
Selain Jandia Eka Putra, ada delapan pemain lain yang sudah lebih dulu hengkang dari Sriwijaya. Mereka adalah Ade Suryana, Chencho Gyeltshen dan Criz Robert Rumbiak sudah angkat kaki dari SFC.
Kemudian pemain berikutnya, Abdul Abanda Rahman, Beni Oktovianto, Dendi Agustian, Muhammad Rifaldi, dan Manda Cingi.
Sriwijaya FC masih memiliki dua pertandingan sisa Liga 2 masing-masing melawan Bekasi City dan PSMS Medan. Setelah itu, mereka akan berjuang di zona playoff degradasi awal tahun depan.
Hasil positif kontra Bekasi dan PSMS akan sangat penting untuk menjaga peluang bertahan di Liga 2 musim berikutnya.
Masa Jaya Sepak Bola Sumatera Selatan
Seperti yang disinggung di awal, Laskar Wong Kito merupakan salah satu tim tersukses di Indonesia.
Nama besar Sriwijaya mulai melambung ketika menjuara Kompetisi Divisi Utama (Kompetisi sepak bola profesional tertinggi di Indonesia) pada musim 2007-2008. Saat itu tim yang dihuni oleh Anoure Obiora Richard, mampu mengalahkan PSMS Medan di partai puncak lewat skor meyakinkan 3-1.
Tak terhenti di sana, Laskar Wong Kito juga menyempurnakannya penampilan mereka di musim itu dengan torehan gelar juara Piala Indonesia tahun 2008. Dalam final ajang bertajuk Copa Dji Sam Soe, Sriwijaya FC berhasil pastikan gelar juara usai mengalahkan Persipura Jayapura lewat babak adu penalti.
Berkat dua trofi itu, predikat sebagai Tim ‘Double Winner’ langsung melekat di kubu Sriwijaya FC. Kebanggaan semakin bertambah saat tim kebanggaan warga Palembang ini berhak mewakili Indonesia di ajang AFC Liga Champions Asia pada tahun 2009.
Di musim berikutnya, Keith Kayamba Gumbs dan kawan-kawan kembali menunjukkan kekuatannya dengan merebut trofi Piala Indonesia untuk kedua kalinya. Keberhasilan ini membawa Sriwijaya FC kembali mewakili Indonesia di ajang internasional, khususnya di AFC Cup pada 2010.
Prestasi gemilang Sriwijaya FC berlanjut ketika mereka berhasil merebut Piala Indonesia lagi pada musim yang sama. Ini sekaligus mengukuhkan Sriwijaya FC sebagai tim peraih ‘hattrick’ juara Piala Indonesia
Setelah cukup lama tanpa gelar juara Liga, Laskar Wong Kito akhirnya mampu kembali meraih gelar juara Liga Super Indonesia pada musim 2012. Walaupun saat itu, kompetisi yang diakui PSSI secara resmi adalah Liga Primer Indonesia, dengan Semen Padang FC sebagai peraih gelar.