Staf medis di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza dilaporkan dibakar hidup-hidup ketika pasukan Israel menghanguskan layanan kesehatan itu pada Jumat (27/12/2024). Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan bersama puluhan staf medis lainnya telah ditahan militer Rusia.
Seorang koresponden Al-Jazeera di Gaza mengatakan bahwa beberapa orang telah meninggalkan rumah sakit, yang terletak di proyek Beit Lahia di Gaza utara itu, dan berjalan puluhan kilometer ke Kota Gaza. Mereka mengatakan bahwa akibat kebakaran yang dilakukan pasukan Israel, sejumlah orang meninggal di rumah sakit dan tubuh mereka terbakar.
Jaringan berita yang berbasis di Qatar itu tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pasukan Israel membakar rumah sakit dan menyerbunya, memerintahkan staf medis dan pasien untuk pergi. Mereka telah mengepung dan menyerang fasilitas rumah sakit terakhir yang masih beroperasi di Gaza utara selama berminggu-minggu.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa sekitar 350 orang berada di dalam gedung rumah sakit itu, termasuk 170 staf medis, diperintahkan untuk berkumpul di halaman rumah sakit oleh tentara Israel. Puluhan staf, termasuk direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hossam Abu Safiyeh, ditahan oleh Israel dan dibawa untuk diinterogasi.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan Sabtu (29/12/2024), mengatakan, pasukan pendudukan membawa puluhan staf medis dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke pusat penahanan untuk diinterogasi. “Termasuk direktur, Hossam Abu Safiyeh,” kata Kementerian Kesehatan dan Badan Pertahanan sipil Gaza mengonfirmasi. Direktur badan pertahanan sipil untuk utara, Ahmed Hassan al-Kahlout juga ditahan.
“Pendudukan telah menghancurkan sistem medis, kemanusiaan, dan pertahanan sipil di utara, menjadikannya tidak berguna,” kata Mahmud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil, kepada AFP.
Televisi Israel menayangkan klip yang memperlihatkan pengosongan rumah sakit. Klip tersebut memperlihatkan orang-orang yang pakaiannya dilucuti dengan tangan mereka, dibawa pergi di bawah ancaman tembakan dari kendaraan lapis baja.
Seperti dilaporkan The New Arab (TNA), Shurouq Al-Rantisi, seorang perawat di rumah sakit tersebut, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa pasukan Israel memukuli staf rumah sakit yang ditahan setelah membakarnya dan dengan sengaja mempermalukan mereka.
Seorang koresponden Al-Jazeera mengatakan bahwa sekitar 30 pasien dari Kamal Adwan tiba di Rumah Sakit Indonesia, yang juga telah ditutup oleh pasukan Israel, dalam kondisi kritis. Dengan hancurnya Rumah Sakit Kamal Adwan, tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Gaza utara.
Israel telah menyerang rumah sakit tersebut selama berminggu-minggu, menewaskan pasien dan staf, termasuk dokter. Israel telah memberlakukan pengepungan yang lebih intensif di bagian utara Jalur Gaza disertai dengan serangan-serangan ganas yang menewaskan puluhan orang setiap hari.
Diyakini bahwa mereka sedang melaksanakan suatu skema yang dikenal sebagai “Rencana Jenderal” yang dirancang untuk membunuh, membuat kelaparan, atau mengusir penduduk tersisa di wilayah tersebut.
Mengomentari penghancuran Rumah Sakit Kamal Adwan, Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese menyalahkan sekutu barat Israel atas dukungan berkelanjutan mereka. “Israel sedang menulis salah satu halaman tergelap dalam sejarah genosida, dengan tinta ‘Buatan Barat’,” tulisnya di platform media sosial X.
Israel sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 45.436 orang, melukai lebih dari 100.000 orang lainnya, dan mengungsikan sebagian besar penduduk Gaza dalam kampanye brutalnya terhadap wilayah tersebut, yang kini telah memasuki bulan ke- 15.