Hangout

Starbucks Hilang dari Daftar Boikot BDS Indonesia, McDonald’s Masih Jadi Sasaran


Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi Indonesia (Gerakan BDS Indonesia) merilis pembaruan daftar target boikot mereka Kamis (18/7/2024), sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Pembaruan ini mencerminkan dinamika baru dalam kampanye boikot, yang telah menimbulkan sorotan setelah Starbucks menghilang dari daftar, sedangkan McDonald’s (Mcd) masih bertahan jadi sasaran.

Daftar terkini mencakup tiga kategori:

1. Super Jahat: HP, Intel, AXA
2. Tinggalkan: McDonald’s, Pizza Hut, Burger King, Domino’s Pizza
3. Gausah Beli Dulu, deh: PUMA

Perubahan signifikan dalam daftar ini adalah penarikan Starbucks, yang sebelumnya merupakan target utama. Dalam kolom komentar dari unggahannya banyak netizen mempertanyakan hilangnya jaringan gerai kopi yang berpusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat tersebut.

Menurut Gerakan BDS Indonesia, keputusan ini didasarkan pada “pukulan telak” yang telah dialami oleh Starbucks dari gerakan boikot sebelumnya, memasukkannya dalam kategori boikot organik oleh masyarakat. 

Walaupun tidak lagi secara eksplisit diarahkan oleh Gerakan BDS, masyarakat tetap diimbau untuk terus memboikot gerai kopi tersebut.

“Bukan berarti BDS tidak mendukung boikot organik yang dilakukan masyarakat. List yang kami buat berdasarkan pertimbangan dampak strategis brand yang menjadi target,” lanjut dalam keterangan BDS Indonesia.

Kontroversi terbesar berkutat pada pertanyaan mengapa McDonald’s masih tetap ada dalam daftar. 

Gerakan BDS Indonesia menjelaskan bahwa ini disebabkan oleh dukungan eksplisit yang masih diberikan oleh merek ini kepada Israel. 

McDonald’s pusat dituduh membeli semua gerai di Israel menggunakan royalti dari seluruh dunia selama periode awal konflik, sehingga meningkatkan keterlibatan mereka dalam konflik tersebut. 

Keterlibatan McDonald’s dalam menyediakan makanan gratis untuk Pasukan Pertahanan Israel selama serangan awal ke Palestina pada 2023 juga menjadi faktor yang mempertahankan posisinya dalam daftar boikot.

“List yang kami buat berisi brand target yang memiliki kontribusi yang besar dalam memajukan perekonomian penjajah,” ujar perwakilan dari Gerakan BDS Indonesia. 

“Kami selalu mempertimbangkan beberapa aspek lainnya juga sehingga brand yang masuk list lebih mudah untuk diboikot oleh masyarakat luas.”

Pembaruan daftar ini juga diwarnai oleh tanggapan aktif dari warganet, yang mempertanyakan alasan di balik perubahan status beberapa merek. 

Dengan adanya perdebatan yang berkembang di media sosial dan di antara para pendukung Palestina di Indonesia, Gerakan BDS Indonesia terus mengadvokasi penilaian yang lebih mendalam terhadap keterlibatan merek-merek global dalam konflik tersebut, memperkuat komitmen mereka dalam mendukung Palestina.

Kesadaran ini menunjukkan bahwa boikot, sebagai bentuk aksi solidaritas, tetap menjadi strategi penting dalam mendukung Palestina dalam menghadapi kezaliman yang berkelanjutan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button