Startup AI Perplexity Minat Beli TikTok, Ingin Kembangkan Algoritma Baru


Perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal San Francisco, Perplexity, menyatakan minatnya untuk mengakuisisi TikTok, yang saat ini terancam diblokir di Amerika Serikat jika tidak memisahkan diri dari pemilik asal Tiongkok, ByteDance.

Dalam unggahan blog resminya, Perplexity menggambarkan rencana untuk menggabungkan mesin pencari AI miliknya dengan platform video pendek yang populer tersebut.

“Menggabungkan answer engine milik Perplexity dengan perpustakaan video TikTok akan memungkinkan kami menciptakan pengalaman pencarian terbaik di dunia,” tulis perusahaan AI itu, seraya menekankan bahwa mereka berada di posisi yang ideal untuk “membangun ulang algoritma TikTok tanpa menciptakan monopoli,” berbekal kemampuan teknis kelas dunia serta independensi Little Tech.

 

Empat Grup Tertarik Akuisisi TikTok

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa pemerintah AS sedang berunding dengan empat grup peminat TikTok, menyusul batas waktu bagi ByteDance untuk melepas kepemilikan agar TikTok tidak dilarang di AS.

Trump menegaskan bahwa undang-undang yang melarang TikTok mulai berlaku pada 19 Januari karena kekhawatiran pemerintah Tiongkok dapat memanfaatkan aplikasi video tersebut untuk memata-matai warga Amerika atau memengaruhi opini publik AS secara diam-diam.

“Kami tengah berurusan dengan empat kelompok berbeda. Banyak yang menginginkannya, dan keputusan ada di tangan saya,” ujar Trump di atas Air Force One, sembari menambahkan, “Semua kandidat bagus,” tanpa menyebutkan nama.

Selama periode kepresidenan pertamanya, Trump pernah berupaya melakukan hal serupa—mencoret TikTok di Amerika Serikat dengan dalih ancaman keamanan nasional.

Akibat tekanan ini, TikTok sempat menutup layanannya di AS dan menghilang dari toko aplikasi, yang sontak membuat jutaan pengguna kebingungan. Akan tetapi, layanan kemudian dibuka kembali pada Februari setelah Trump menunda penerapan larangan dan mencoba menemukan solusi bersama pemerintah Tiongkok.

Persaingan Akuisisi TikTok

Meski TikTok terkesan kurang bersemangat menjual aplikasinya, beberapa pihak lain yang disebut-sebut tertarik membelinya termasuk:

  1. The People’s Bid for TikTok – inisiatif yang digagas oleh taipan real estat dan olahraga, Frank McCourt, melalui proyek Project Liberty.
  2. Microsoft
  3. Oracle
  4. Konsorsium yang mencakup MrBeast (Jimmy Donaldson), sosok terkenal di Internet.

Menurut Perplexity, penjualan TikTok kepada konsorsium tertentu bisa saja membuat ByteDance tetap mengendalikan algoritma aplikasinya. Sebaliknya, bila dibeli oleh perusahaan pesaing, dikhawatirkan malah menciptakan monopoli di sektor video pendek.

“Seluruh masyarakat akan diuntungkan ketika umpan konten dibebaskan dari manipulasi pemerintah asing dan monopoli global,” tulis Perplexity.

Janji Perplexity: Data Center di AS, Algoritma “For You” Open-Source

Sebagai bagian dari proposal akuisisi, Perplexity berencana memindahkan infrastruktur TikTok ke data center di Amerika Serikat dan memeliharanya di bawah pengawasan pemerintah setempat. Selain itu, perusahaan AI ini berniat membangun ulang algoritma TikTok dari nol, serta menjadikan fitur rekomendasi “For You” bersifat open-source.

Perplexity juga menekankan akan menghadirkan fitur yang memungkinkan pengguna memverifikasi kebenaran informasi saat menonton video—sebuah langkah untuk meningkatkan keandalan TikTok sebagai platform berbagi konten.

Jika rencana ini terwujud, maka Perplexity bakal menambahkan nilai unik bagi TikTok: perpaduan mesin pencari bertenaga AI dengan fitur video pendek yang digemari jutaan pengguna di seluruh dunia. Namun, dengan sejumlah pesaing kuat lain, langkah Perplexity masih perlu dilihat lebih lanjut apakah dapat benar-benar mengamankan akuisisi TikTo