Market

Startup Banyak yang Bangkrut, Ganjar Malah Minta Bantuan Hipmi

Ketika industri rintisan (start-up) roboh satu per satu karena tak kuat bakar uang, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo malah minta Hipmi berikan bantuan.

“Kawan-kawan Hipmi yang lagi berkumpul bisa mendorong, mengajari, dan mendampingi agar pengusaha muda bisa tumbuh ya. Startup dan entrepreneur baru karena kita posisinya itukan masih sedikit sekali, belum ada empat persen ya,” kata Ganjar usai menghadiri acara Halalbihalal Hipmi Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Senin (29/5/2023).

Bakal Calon Presiden (Capres) dari PDIP dan PPP itu, menyebut Indonesia, kekurangan pengusaha. Sampai saat ini, pertumbuhan pengusaha hanya 4 persen. Masih jauh dari syarat negara maju yang pertumbuhan pengusahanya harus 14 persen.

Pada tingkat ASEAN, lanjut dia, Indonesia menempati peringkat kelima di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

“Kita butuh paling tidak 14 persen pengusaha muda. Hipmi punya pengalaman hebat, mungkin Hipmi bisa mendampingi pengusaha atau entrepreneur muda untuk terus bertumbuh atau untuk membuat creative hub dan jejaring,” ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Ganjar menggarisbawahi program terbaru yang digerakkan Hipmi Jateng berjalan bersama dengan program Pemprov Jateng yang diinisiasi Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen yaitu Ekonomi Pesantren.

Sebelum melakukan Program Hipmi Jateng di pondok pesantren, Hipmi Jateng juga sudah mengadakan Hipmi perguruan tinggi.

“Saya senang karena tadi ada program dari Hipmi. Ini bekerja sama dengan mahasiswa di perguruan tinggi, sekarang menyiapkan di pondok pesantren. Dulu Pak Wagub sudah menyiapkan, bagus programnya, Ekotren. Ekonomi di pondok pesantren kita gerakkan. Kalau hari ini mereka bisa berdampingan dan bekerja sama dengan Hipmi tentu saja banyak pelajaran yang bisa didapat,” katanya.

Melalui program yang dimiliki oleh Hipmi Jateng, Ganjar berharap pertumbuhan pengusaha dan wirausaha muda terus meningkat. Para pengusaha yang bergabung di Hipmi juga bisa membagi ilmunya kepada pengusaha yang sedang merintis sehingga kemandirian ekonomi dapat diciptakan.

Asal tahu saja, dua tahun belakangan, daftar start-up yang terpuruk semakin panjang saja. Mereka mengalami kesulitan keuangan, tak kuat bakar duit yang menjadi jurus mujarab perusahaan rintisan untuk mengeruk cuan.

Sebut saja, Shopee Indonesia terpaksa melakukan PHK terhadap 3 persen karyawannya. Sedangkan GoTo atau Gojek Tokopedia, PHK 12 persen karyawannya. Hal yang sama dilakukan Ruangguru, Sirclo, Xendit, Sayurbox, Lummo, TaniHub, Zenius, JD.ID, Link Aja, Pahamify, SiCepat, dan masih banyak lainnya. Benar-benar masa paceklik bisnis rintisan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button