Hangout

Stop Ngupil! Anda Bisa Terkena Alzheimer

Sabtu, 12 Nov 2022 – 03:19 WIB

Ngupil Alzheimer

(ilustrasi)

Anda punya ‘hobi’ ngupil? Diakui atau tidak, sesekali Anda mungkin mengupil atau mengorek-ngorek lubang hidung tanpa sadar. Meskipun menjijikan, mengupil seringkali menjadi kebiasaan, baik itu anak-anak maupun dewasa. Namun, ilmuwan mengingatkan bahayanya aktivitas ini.

Orang tua atau siapapun yang berada di sekitar Anda biasanya mengingatkan untuk menghentikan kebiasaan mengupil. Salah satu alasan utamanya adalah menjijikkan dan tidak sopan jika melakukannya di hadapan orang lain.

Namun, para ilmuwan telah menemukan alasan penting untuk berhenti melakukan aktivitas ini. Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Griffith University dalam jurnal Scientific Reports, mengupil memiliki beberapa konsekuensi kesehatan yang merusak.

Penelitian baru menunjukkan bahwa bakteri dapat melakukan perjalanan melalui saraf penciuman di hidung dan ke otak pada tikus, di mana ia menciptakan penanda yang merupakan tanda penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati. Penyakit Alzheimer menjadi penyebab paling umum dari demensia, penurunan terus menerus dalam berpikir, perilaku dan keterampilan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara mandiri.

Mengutip Mayoclinic, sekitar 5,8 juta orang di Amerika Serikat berusia 65 tahun ke atas hidup dengan penyakit Alzheimer. Dari jumlah tersebut, 80 persen berusia 75 tahun ke atas. Dari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia dengan demensia, antara 60 dan 70 persen diperkirakan memiliki penyakit Alzheimer.

Tanda-tanda awal penyakit ini termasuk melupakan peristiwa atau percakapan meskipun baru terjadi. Seiring perkembangan penyakit, seseorang dengan penyakit Alzheimer akan mengalami gangguan memori yang parah dan kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.

Tidak ada pengobatan yang menyembuhkan penyakit Alzheimer atau mengubah proses penyakit di otak. Pada stadium lanjut, komplikasi dari kehilangan fungsi otak yang parah – seperti dehidrasi, kekurangan gizi atau infeksi – mengakibatkan kematian.

Kehilangan memori adalah gejala utama penyakit Alzheimer. Tanda-tanda awal termasuk kesulitan mengingat peristiwa atau percakapan baru-baru ini. Seiring perkembangan penyakit, gangguan memori memburuk dan gejala lainnya berkembang.

Bagaimana mengupil memengaruhi otak?

Dalam penelitian yang dilakukan pada tikus, para peneliti memperhatikan bahwa saraf penciuman di hidung memiliki jalur pendek ke otak, yang melewati penghalang darah ke otak. Virus dan bakteri dapat menggunakan jalur ini sebagai rute langsung ke otak.

Profesor James St John, Kepala Clem Jones Center for Neurobiology and Stem Cell Research, salah satu penulis penelitian, mengatakan, “Kami yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung naik ke hidung dan ke otak di mana itu dapat memicu patologi yang terlihat seperti penyakit Alzheimer. Kami melihat ini terjadi pada model tikus, dan buktinya juga berpotensi menakutkan bagi manusia.”

Tim menemukan bahwa Chlamydia pneumoniae (sejenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia) menggunakan saraf yang membentang antara rongga hidung dan otak sebagai jalur langsung untuk mencapai sistem saraf pusat. Sel-sel di otak kemudian bereaksi dengan menyimpan protein beta amiloid, yang merupakan prekursor kunci untuk perkembangan penyakit Alzheimer.

Sebuah studi tahun lalu menemukan bahwa kebocoran senyawa beracun tertentu dalam aliran darah mungkin menjadi penyebab mendasar penyakit Alzheimer. Para peneliti menemukan bahwa beta-amiloid terbentuk di luar otak dan kemudian didorong melalui aliran darah tubuh melalui lipoprotein.

Penelitian ini juga melibatkan tikus dan dipublikasikan dalam jurnal Plos Biology. ‘Jalur darah-ke-otak’ ini penting karena jika kita dapat mengatur kadar lipoprotein-amiloid dalam darah dan mencegah kebocorannya ke otak, ini membuka potensi pengobatan baru untuk mencegah penyakit Alzheimer dan memperlambat kehilangan memori, kata peneliti.

Tim masih perlu membuktikan bahwa jalur yang sama melalui saraf penciuman di hidung dan ke otak ada pada manusia dan dapat digunakan dengan cara yang sama oleh virus dan bakteri jahat.

“Kami perlu melakukan penelitian ini pada manusia dan memastikan apakah jalur yang sama beroperasi dengan cara yang sama. Ini adalah penelitian yang telah diajukan oleh banyak orang, tetapi belum selesai. Yang kami tahu adalah bahwa bakteri yang sama ini ada pada manusia, tetapi kami belum mengetahui bagaimana mereka sampai di sana,” catat Profesor St John.

Temuan lainnya adalah, mencabut bulu dari hidung bukanlah ide yang baik. Aktivitas ini merusak bagian dalam hidung terutama lapisan hidung. Dengan begitu dapat mempermudah bakteri menuju otak.

Untuk menurunkan risiko mengembangkan penyakit Alzheimer onset lambat, para akhli merekomendasikan tes penciuman untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Ini dapat membantu mendiagnosis perkembangan Alzheimer dan demensia sejak dini.

Jadi berhentilah mengupil, selain menjijikan bagi yang melihatnya juga bisa merusak perkembangan otak. Hati-hati juga memperlakukan hidung Anda karena ternyata bisa mempengaruhi kesehatan otak. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button