Strategi Pasang 3 Wamenkeu, Ekonom: Prabowo Siapkan Pengganti Sri Mulyani


Dosen Universitas Paramadina, Septa Dinata mengapresiasi keputusan Prabowo Subianto, presiden terpilih 2024-2029 yang menunjuk Sri Mulyani Indrawati kembali sebagai menteri keuangan (menkeu). Didampingi tiga wakil menteri keuangan (wamenkeu), adalah keputusan yang realistis.

“Kondisi ekonomi yang kini cenderung kurang stabil, ditambah dengan beban keuangan yang semakin besar, bunga utang yang semakin besar, sepertinya Pak Prabowo tidak mau mengambil risiko. Maka jalan yang paling realistis itu, ya Sri Mulyani harus diangkat lagi,” ujar Septa di Jakarta, Rabu (16/10/2024).

Ia mengatakan, pengangkatan Sri Mulyani merupakan upaya strategis agar tim ekonomi kabinet baru, bisa segera bekerja. Alasannya, pengalaman Sri Mulyani sebagai menkeu hampir dua periode, bisa meneruskan pekerjaan yang belum terselesaikan.

Septa menilai, Prabowo melihat perlunya kaderisasi di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), khususnya di pos menteri. Sehingga ditunjuk tiga wamen untuk mendampingi Sri Mulyani. “Nah caranya ya ditempel dulu melalui posisi wamenkeu (wakil menteri keuangan) ini. Sebetulnya tiga nama (wamenkeu) ini juga sudah tidak asing lagi kan,” ujarnya.

Ketiga nama tersebut adalah Suahasil Nazara yang sekarang adalah Wamenkeu I dan telah berpengalaman memimpin sejumlah lembaga di bawah Kementerian Keuangan, Thomas Djiwandono yang kini tengah menjabat sebagai Wamenkeu II, serta Anggito Abimanyu yang merupakan ekonom senior dan mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF).

Sementara terkait pembentukan Badan Penerimaan Negara, Septa menyatakan bahwa terdapat sisi positif maupun negatif mengenai pemisahan pengelolaan penerimaan negara dengan Kementerian Keuangan.

Ia menuturkan bahwa bila kewenangan tersebut dipisah, maka kinerja kedua lembaga tersebut menjadi lebih fokus, sementara jika kewenangan tersebut tetap digabung, maka sinkronisasi antara pengeluaran dan pendapatan dapat dilakukan dengan lebih baik.

“Sepertinya memang ini jalan tengah yang juga diambil oleh Pak Prabowo. Di satu sisi ingin dipisahkan, di sisi lain ingin tetap satu payung juga kemungkinannya, tetapi dengan fokus yang berbeda,” kata Septa. 

Prabowo pada Senin (14/10) malam, memanggil Sri Mulyani Indrawati ke kediamannya di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta. Sri Mulyani mengatakan bahwa ia berdiskusi cukup lama dengan Presiden terpilih tersebut membahas APBN, penguatan Kementerian Keuangan, belanja negara, dan pengelolaan penerimaan negara termasuk pajak.

Sementara pemanggilan terhadap Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu dilakukan pada Selasa sore (15/10/2024). .

“Jadi kami ini trio diberi tugas untuk membantu tugas menkeu (menteri keuangan). Tadi pesannya sudah cukup banyak, salah satunya adalah optimalisasi penerimaan negara,” kata Thomas.