Di era digital seperti sekarang, layar telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, dampak penggunaan layar pada anak-anak, khususnya terhadap keterampilan berbahasa mereka, menjadi perhatian para ilmuwan.
Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 400 keluarga di Estonia mencoba menyelidiki korelasi antara waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar dengan perkembangan keterampilan berbahasa mereka.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Tiia Tulviste dari Universitas Tartu ini mengungkap bahwa anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tua mereka terkait penggunaan layar. Hasil survei menunjukkan, anak-anak yang lebih sering menonton layar mengalami kesulitan dalam keterampilan bahasa dibandingkan dengan mereka yang lebih jarang menggunakan teknologi berbasis layar.
“Studi kami mengungkap bahwa pola penggunaan layar anak-anak sangat mirip dengan kebiasaan orang tua mereka,” kata Dr. Tulviste dalam pernyataan yang dirilis oleh Earth.com.
Survei ini menyoroti pentingnya percakapan langsung antara orang tua dan anak untuk perkembangan bahasa. Namun, kebiasaan menonton layar secara berlebihan mengurangi interaksi tatap muka yang berharga. Anak-anak yang lebih jarang menggunakan layar menunjukkan perkembangan bahasa yang lebih baik, terutama dalam hal kosakata dan tata bahasa.
Peran Interaksi Tatap Muka dalam Perkembangan Bahasa
Peneliti mencatat bahwa meskipun beberapa konten edukatif yang ada di perangkat digital dapat membantu, interaksi langsung dengan orang dewasa tetap menjadi kunci utama perkembangan bahasa.
Selain itu, penelitian juga menyoroti dampak negatif permainan video terhadap keterampilan bahasa anak, yang menunjukkan bahwa waktu layar yang didedikasikan untuk bermain game mengurangi kemampuan bahasa mereka.
Tulviste dan timnya menambahkan bahwa penelitian ini dilakukan sebelum pandemi COVID-19. Mereka berpendapat bahwa pandemi, yang memaksa anak-anak beradaptasi dengan pembelajaran daring, berpotensi memperbesar tantangan dalam perkembangan bahasa.
Dengan pergeseran besar ke arah pembelajaran digital selama pandemi, para pendidik mengamati bahwa beberapa siswa mengalami kesulitan lebih dalam memahami konsep bahasa secara virtual. Akibatnya, muncul kebutuhan akan pendekatan yang lebih seimbang, di mana pembelajaran berbasis layar dilengkapi dengan komunikasi tatap muka untuk memastikan perkembangan keterampilan bahasa anak berjalan optimal.
Penelitian ini menegaskan pentingnya membatasi waktu layar pada anak-anak dan mendorong lebih banyak percakapan langsung untuk mendukung kemampuan bahasa mereka di masa depan.