News

Suara Milenial Jadi Ladang Pertarungan Baru Partai Golkar

Suara milenial jadi ladang pertarungan baru Partai Golkar pada Pemilu 2024 mendatang. Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemilih Partai Beringin mayoritas warga senior sementara areal milenial belum terpenetrasi.

Menurut Airlangga, Golkar sudah siap menggalang opini kalangan milenial. Hal ini ditandai dari infrastruktur yang sudah terbangun misalnya Golkar Institute yang melatih kader berusia di bawah 40 tahun, dan bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO). Artinya, Golkar sudah menjadi partai modern.

Mungkin anda suka

“Golkar dilengkapi dengan institusi-institusi seperti MPO. Ini juga membuktikan bahwa Partai Golkar lebih modern dari yang lain,” kata Airlangga, dalam acara penutupan Rakornas Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Menurut dia, partai berlogo pohon beringin harus siap menjaring suara milenial. Airlangga mengingatkan bahwa Golkar selaku parpol yang memiliki kursi kedua terbanyak di parlemen memiliki potensi menang pada Pemilu 2024, namun dibutuhkan upaya ekstra untuk mewujudkannya.

Menko Perekonomian mengungkapkan, lebih dari 150 juta penduduk yang memiliki hak pilih pada 2024 merupakan pemilih muda atau pemilih pemula. Sementara suara Golkar lebih banyak datang dari warga senior. “Ini merupakan daerah baru bagi Partai Golkar (menggaet suara milenial) karena pemilih Golkar rata-rata sekarang senior,” ujarnya.

Rakernas MPO Golkar menjadi momentum untuk meluncurkan aplikasi MPO GO yang dimaksudkan untuk memperkuat pendidikan dan informasi dari partai. Airlangga mengapresiasi terobosan tersebut. “Aplikasi kita sudah banyak, kita sudah punya MPO Go. Selamat kepada MPO,” ucapnya.

Dia juga meminta seluruh kader Partai Golkar berkontribusi untuk mengoptimalkan media sosial (medsos), salah satunya mengoptimalkan kerja sama dengan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Sebab pertempuran melalui medsos dan penggalangan opini merupakan areal baru partai politik untuk sosialisasi, tak cukup hanya mengandalkan serangan udara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button