Donal Harianto (43), tersangka utama kasus pengiriman 226 anjing ilegal yang digagalkan oleh Polrestabes Semarang, mengaku sudah menggeluti usaha ini selama 10 tahun.
Ia menyebut perbulan bisa mengirim ratusan anjing yang didapat dari daerah Subang Jawa Barat dan dikirim ke pembeli daerah Klaten Jawa Tengah.
“Sudah 10 tahun, per bulan 300-400 ekor anjing. Pengiriman hingga 2 kali dalam sebulan,” ungkapnya dikutip InilahJateng saat dirilis di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/1/2024).
Ia menjelaskan membeli anjing dari penjual di Subang seharga Rp 250 ribu. Menjual anjing dalam kondisi hidup. Soal untuk dibunuh dan dikonsumsi dia tak tahu.
“Satu anjing harga sekitar Rp 250 ribu. Lalu jual lagi Rp 350 ribu, untung bersih Rp25 ribu per ekor lah. Saya beli, anjing sudah posisi terikat. Saya jual kondisi hidup. Ada yang untuk berburu biawak, lalu berburu tikus di sawah. Kalau untuk dikonsumsi,” ucapnya.
Disisi lain, Wakapolrestabes Semarang, AKBP Wiwit Ari Wibisono menyebut selain Donal sebagai tersangka utama, ada 4 tersangka lainya yang berperan sebagai driver truk, ada yang menjaga bak truk, dan kuli bongkar muat anjing.
Mereka yakni Ariyoto (49), Wagimin (62), Sulasno (48) dan Ervan Yulianto (29). Mereka warga Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
“Selain lima orang ini, kami juga masih melakukan pengembangan lagi. Agar semuanya terungkap sampai ke akar-akarnya, supaya tidak ada lagi terkait kasus yang sama,” tandasnya.
Para pelaku terancam dijerat Pasal 89 Jo pasal 66 huruf a ayat 1 UU no. 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana atas perubahan UU no. 18 tahun 2009 Jo pasal 302 KUHP. Selain itu juga ada pasal 204 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.
Sementara itu, Pemkot Semarang melalui Dinas Pertanian Kota Semarang menerjunkan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan kepada seluruh anjing yang diamankan. Selain diberi makan, ratusan anjing itu juga diberi multivitamin agar kondisi kesehatan membaik.
Sub Koordinator Keswan dan Kesmavet Dispertan Kota Semarang, Irene Natalia Siahaan menjelaskan, jika shelter penampungan anjing sementara ini sudah cukup baik. Hanya saja, harus sering dirawat dan dibersihkan agar terhindar dari virus.
Pihaknya bekerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) bakal terus menerjunkan dokter dan paramedis untuk menjaga kesehatan anjing.”Dari pagi sampai siang kami melakukan pengecekan kesehatan pemberian injeksi vitamin, obat kutu dan pengobatan karena ada yang terluka. Jadi sejak penampungan pertama kami juga sudah membantu melepas, ada jerat tali di mulut dan leher terutama mereka banyak malnutrisi,” terangnya.
Selain itu, dirinya mengakui ada beberapa anjing yang teridentifikasi terkena penyakit cacing jantung. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengkonsumsi daging anjing karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang gawat.”Untuk yang cacing jantung, dari hasil rapid di salah satu klinik Kota Semarang didapati, tetapi anjing sudah meninggal. Sementara kami dari Dinas mengirimkan 11 ekor anjing yang mati, kami sudah kirim sampel untuk cek rabies,” terangnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong agar anjing-anjing ini bisa terus dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Ita, sapaan akrabnya juga mengingatkan agar masyarakat tidak lagi mengkonsumsi daging anjing karena dapat membahayakan kesehatan.
“Penyakit ini, cacing jantung, bisa berakibat sakit dan kematian dan harus dihindari. Selain itu penyakit yang ditularkan (akibat mengkonsumsi daging anjing-red) juga bisa rabies. Jateng sudah bebas rabies, kalau terjadi sangat disayangkan,” kata Ita.
Leave a Reply
Lihat Komentar