Hangout

Sudah Ada Obat Penawar, Pasien Gagal Ginjal Akut Sisa 35 Anak

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa kasus gagal ginjal akut (GGA) yang sempat mengalami peningkatan kasus pada Agustus lalu, kini sejak adanya antidotum atau obat penawar yang didapatkan dari Singapura dan beberapa negara lainnya, turun drastis dan menyisakan 35 pasien.

“Dan pasien kita cuma tinggal 35 lagi, karena sudah menurun drastis. Mungkin 30 (antidotum) ini sudah kita rasa cukup, karena hanya butuh 1-2 ampul per pasien,” jelas Budi saat Rapat Kerja (raker) dengan Komisi IX DPR di Gedung Nusantara I, pada Rabu (2/11/2022).

Ia juga menyinggung bahwa jika sebelumnya, di Indonesia terdapat 325 kasus, antidotum diberikan, jumlah pasien yang meninggal menjadi 178 anak.

“Kemudian kita juga melihat, meninggalnya sekarang 178 dari 325. Sekitar 54 persen ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang mencapai kematian 60 persen,” sambungnya.

Tidak hanya itu, Menkes juga menerangkan bagaimana Indonesia akhirnya mendapatkan antidotum tersebut, setelah sebelumnya melakukan berbagai penelitian dengan kesimpulan bahwa adanya keracunan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada obat.

“Karena kita sudah sampai hipotesa bahwa penyebab penyakit ini adalah keracunan EG DEG, kita kemudian mencari antidotumnya. Dan sudah ada waktu itu Fomepizole dan kita langsung mencari (ke luar negeri), karena tidak ada obatnya di Indonesia,” terangnya.

Ia menyebut bahwa awalnya saat meminta antidotum kepada Singapura, antidotum tersebut merupakan stok obat darurat negara Singapura.

“Kita liat ada di Singapura sehingga kita bisa beli 30. Kita musti telpon kemenkesnya Singapura, karena itu obat cadangan mereka. Mereka memiliki obat-obat national emergency stock jadi kita musti ambil dari mereka. Karena saya ada hubungan pribadi, jadi saya bisa dapet 30 tapi musti beli,” jelasnya.

Kemudian dari negara lain seperti Australia, Indonesia juga mendapat 16 antidotum sebagai bentuk donasi. Tak hanya itu, melalui pertemuan bersama negara Jepang dan Kanada pada acara G20 lalu, mereka juga memberi 200 antidotum.

“Ini sekarang sudah datang (antidotumnya). Kita sekarang juga sudah liat sumbernya dari Amerika, mungkin kita (akan) beli lagi (hingga) mencapai ke level tertentu karena sudah terbukti orang yang dikasih ini sembuh,” tegasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button