Sudah Betul Mendag Budi Genjot Ekspor Produk UMKM Lewat Digitalisasi, Indef: Kemendag tak Bisa Kerja Sendiri


Direktur Eksekutif Indef (Institute for Development Economics and Finance), Esther Sri Astuti mendukung program digitalisasi Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso  untuk mendorong produk UMKM bisa menembus pasar global.

Hanya saja, kata Esther, perjuangannya tidak mudah. Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak bisa kerja sendiri untuk mewujudkannya. Perlu dukungan berbagai kementerian serta lembaga. Karena masalahnya cukup komplek dan ruwet.

“Perjuangannya tak mudah dan tak bisa sendiri. Masalhnya rumit. Tapi kita dukung pemerintah yang ingin mengendorse produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa menembus pasar global lewat digitalisasi,” ungkap Esther, Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Kemudian Esther membeberkan pengalamannya yang hobi belanja barang lewat platform e-market. Makanya dia tak asing dengan sejumlah applkasi belanja online mulai dari shopee, tokopedia, blibli dan banyak lainnya.

Suatu ketika dia kaget dengan tawaran buku cerita anak berbahasa Inggris yang harganya super murah. Sempat tak percaya namun akhirnya dia nekat membelinya.

Bayangkan saja, buku cerita berbahasa Inggris itu berukuran kecil dengan cover mengilap. Tampilannya cukup eksklusif. Untuk 40 buah buku itu, dia hanya perlu merogoh kocek Rp50 ribu.

Lebih kaget lagi, buku cerita berbahasa Inggris itu adalah buatan China. “Kebetulan saya ingin belikan buku anak saya. Setelah cari-cari lewat internet, ketemu buku murah sekali namun berkualitas. Baik isi mapun produknya. Ternyata buatan China. Bisa dibayangkan, bagaimana seriusnya pemerintah China mendorong industri kecil di sana. Sehingga bisa ekspor sampai ke kita. Ini yang sebenarnya harus ditiru,” ungkapnya.

Bisa jadi, lanjut Esther, pemerintah China memberikan banyak insentif demi mendorong majunya industri yang berdaya saing. Misalnya, membebaskan pajak ekspor dan lain-lain, subsidi biaya logistik, dan kemudahan lain.

“Nah itu yang saya maksud, Kemendag tidak bisa bekerja sendiri. perlu kolaborasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), perindustrian (kemenperin), perhubungan (kemenhub), UKM (Kementerian UKM) dan lembaga atau badan lain,” pungkasnya.

Sebenarnya, Kemendag bisa memanfaatkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diperingati setiap tanggal 12 Desember sebagai momentum untuk mendorong produk UMKM Indonesia semakin mudah menembus pasar global.

Saat Harbolnas 2023, misalnya, kontribusi transaksi produk lokal mencapai Rp12,3 triliun atau 48,1 persen dari total nilai transaksi yang mencapai Rp25,7 triliun. Naik 182 persen dari penyelenggaraan Harbolnas pertama pada 2019. Di mana, jumlah pengguna platform niaga elektronik di Indonesia terus beranak-pinak.

Pada harbolnas 2024, jumlahnya diperkirakan mencapai 65,65 juta pengguna atau meningkat 11,9 persen ketimbang 2023 yang mencapai 58,63 juta pengguna. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase UMKM yang berdagang daring secara nasional tercatat sebesar 37,79 persen dari total keseluruhan UMKM.

Ke depan, platform niaga elektronik perlu dimanfaatkan lebih maksimal oleh UMKM untuk merambah pasar yang lebih luas, sehingga nantinya bisa memasuki pasar ekspor. Diharapkan, nilai transaksi produk lokal bisa meningkat di atas 50 persen.