Market

Sumber Penghasilan dan Jumlah Kekayaan Soeharto di Bank Swiss

Pemimpin di setiap negara pasti punya harta kekayaan yang tak kalah menarik untuk disimak. Hingga saat ini, Indonesia dipimpin oleh tidak kurang dari tujuh presiden, mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo. 

Sebagai presiden ke-2 Indonesia, Soeharto disebut-sebut sebagai salah satu presiden terkaya di Indonesia

Menurut sebuah laporan oleh The Economist, kekayaan pribadi Soeharto mencapai US$16 miliar ketika dibagi kepada istri, enam anak, saudara tiri dan seorang cucu. Sementara menurut lembaga Transparency International, kekayaan Soeharto berkisar antara US$15 miliar hingga US$35 miliar. 

Berdasarkan hasil studi tahun 1999 yang diterbitkan majalah Time Warner Inc, Soeharto berhasil membangun kerajaan bisnis dan mengumpulkan miliaran dolar di dalam dan luar negeri.

Diketahui aset luar negeri yang dimiliki Soeharto, seperti taman berburu punya harga senilai US$4 juta di Selandia Baru dan saham senilai US$4 juta di kapal pesiar yang berlabuh di dekat Darwin, Australia. 

Profil Soeharto

Jenderal Besar TNI Purnawirawan Haji Muhammad Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Soeharto telah menempuh perjalanan panjang dalam karir militer dan politiknya.

Di bidang kemiliteran, Pak Harto mulai dengan pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat mayor dan komandan batalion dengan pangkat letnan kolonel.

Pada tahun 1949, ia dan pasukannya berhasil merebut kembali Yogyakarta dari penguasa kolonial Belanda saat itu. 

Situasi politik yang kian memburuk setelah pecahnya G-30-S/PKI, pada Sidang Istimewa MPRS pada Maret 1967 mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden, yang kemudian dilantik sebagai Presiden kedua Republik Indonesia pada bulan Maret 1968.

Sejak saat itu, Soeharto berhasil menjabat selama lebih dari tiga dekade dalam enam kali pemilu, hingga ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Pengunduran dirinya bukan hanya karena tuntutan protes mahasiswa tahun 1998, tetapi karena pengkhianatan dari mantan menterinya.

Atas pengkhianatan tersebut, dia akhirnya sempat diadili dengan tuduhan korupsi dan penyalahgunaan dana yayasan-yayasan yang didirikannya.

Soeharto pun mengumumkan siap memberikan laporan tentang keuangan yayasan tersebut. Namun secara bersamaan, ia pun juga jatuh sakit, sehingga proses peradilannya dihentikan. 

Selama menjabat, beliau menggerakan pembangunan sesuai dengan strategi Trilogi Pembangunan, yakni stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan.

Ia bahkan mendapat penghargaan dari FAO pada tahun 1985 atas keberhasilannya mencapai swasembada pangan. Sejak saat itu, ia berhasil diakui sebagai Bapak Pembangunan Nasional. 

kekayaan soeharto di bank swiss
Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, saat diperjalanan berkeliling Jawa dengan pesawat pribadinya, 3 Februari 1978. Foto: Getty Images

Menurut Transparency International, kekayaan Suharto antara US$15 miliar sampai US$35 miliar. Ini yang membuat Soeharto dinyatakan sebagai presiden Indonesia paling kaya dibandingkan presiden lainnya, termasuk Presiden Republik Indonesia saat ini, yakni Joko Widodo (Jokowi). 

Selama 32 tahun masa jabatannya, ia berhasil membangun bisnis baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini tak lain karena kegigihannya dalam mendapatkan uang sebanyak itu.

Ross H. McLeod dalam penelitiannya yang berjudul Soeharto’s Indonesia: A Better Class of Corruption (A Journal of Policy Analysis and Reform), 2000, telah menjelaskan cara yang digunakan Soeharto dalam mengumpulkan harta kekayaannya.

1. Membangun Sistem Terstruktur yang Menguntungkan Dirinya Sendiri

Pada awalnya, Soeharto memperkerjakan para tentara, baik yang masih aktif maupun tidak, serta menawarkan pekerjaan bagi kerabat dan para pendukungnya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Langkah ini dinilai efektif untuk memperluas pengaruh Soeharto di sana. Artinya, Soeharto bisa dengan mudah meminta mereka menjadi penambang uang.

2. Banyak Mendirikan Bisnis

Soeharto mendirikan perusahaan pertamanya, yaitu PT Pilot Project Berdikari yang bergerak di bidang peternakan. Perusahaan inilah yang menjadi motor penggerak kekayaan Soeharto. 

Pendirian PT Pilot Project Berdikari juga sejalan dengan keterbukaan Soeharto terhadap para pengusaha. Beliau sangat menerima setiap pedagang yang datang kepadanya. Salah satu kisah yang paling fenomenal mengenai kedekatannya dengan Liem Sio Liong, pendiri Salim Group, dan Bob Hasan, sang ‘Raja Hutan’. 

Soeharto diketahui memberikan hak monopoli untuk mengimpor, menggiling, dan mendistribusikan gandum dan tepung kepada PT Bogasari Flour Mills, yang dikendalikan oleh Grup Salim milik Liem. 

3. Mendirikan Yayasan

Menurut laporan Time (1999), yayasan adalah salah satu mesin kekayaan Soeharto. Yayasan ini didirikan oleh Soeharto dan dijalankan dengan nama yang berbeda oleh istrinya Tien, dan keluarganya. 

Ada puluhan yayasan yang didirikan di berbagai bidang, seperti di bidang amal, pendidikan dan agama. Yayasan tersebut diketahui dapat berjalan karena adanya sumbangan. 

Sumbangan ini diperoleh dari negara. Misalnya, pada 1978 pemerintah mewajibkan bank-bank milik negara memberikan 2,5 persen keuntungannya kepada yayasan Dharmais dan Supersemar, keduanya milik Soeharto. Namun sayangnya, tidak pernah ada transparansi yang jelas dalam penggunaan sumbangan tersebut.

4. Bisnis Milik Putra-Putri Soeharto

Anak-anak Suharto yang sudah dewasa mulai berbisnis. Menurut laporan Time, Perta Oil Marketing dan Permindo Oil Trading milik Tommy dan Bambang menjadi pemasok minyak Pertamina di tahun 1980-an. Kedua perusahaan ini menerima komisi sekitar 30-35 sen dolar per barel. 

Selain itu, Bambang menguasai Badan Urusan Logistik, sebuah lembaga monopoli pangan yang mengatur tata niaga beras. Dari program pemerintah untuk menstabilkan harga beras, ia mendapat untung US$3-US$5 miliar. Tak hanya itu, Bambang juga menguasai Satelindo, yang bernilai US$2,3 miliar dengan harga pasar pada 1995. 

Tutut pun kini juga menguasai telekomunikasi, konstruksi, perkebunan, bank, kehutanan, pabrik tepung, serta penyulingan dan perdagangan gula.  

5. Menjalin Kontrak Usaha dengan Pertamina

Selain itu, keluarga Soeharto mendapat berbagai kontrak dari Pertamina. Jumlahnya mencapai 170 kontrak. Kontrak tersebut antara lain asuransi, pasokan makanan, layanan, dan keamanan dari Pertamina.  

Kekayaan Soeharto di Bank Swiss

Tak hanya aset, miliaran dolar uang Soeharto ternyata tersimpan di bank Swiss. Hal tersebut diketahui setelah pengunduran dirinya, Soeharto bergerak cepat mengamankan kekayaannya dengan mentransfer US$9 miliar dari bank Swiss ke rekening bank Austria, menurut laporan The United States Treasury.

Namun, jumlah ini diyakini hanya sebagian kecil dari apa yang dimiliki Soeharto selama masa jabatannya dari tahun 1966 hingga 1998.

Sementara itu, lembaga keuangan internasional Time Warner Inc. mengatakan kekayaan Suharto sekitar $15 miliar, termasuk US$9 miliar yang ditransfer dari bank Swiss ke bank Austria. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button