Market

Suntikan Dana Miliaran ke Startup Gibran dan Kaesang Disoal, Dugaan Cuci Uang Mengemuka

Beberapa waktu lalu, publik dibikin terbelalak dengan derasnya investasi ke usaha rintisan (startup) milik dua putera Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep. Dugaan cuci uang mengemuka.

Tak sedang bercanda, Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudistira melontarkan dugaan praktik cuci uang dalam investasi ke start up milik putera presiden. Modusnya, memberikan modal ventura kepada start-up baru.

Bhima menjelaskan, cara kerja pihak yang bermain dalam modus cuci uang modal ventura ini, uangnya berasal dari sektor-sektor ekstraktif yang merusak lingkungan hidup. Praktik anti lingkungan ini, acapkali ditemukan pada industri batu bara, kelapa sawit dan tambang mineral lainnya.

Masih kata Bhima, uang yang didapat dari sektor ekstraktif itu, dikucurkan terlebih dahulu ke perusahaan-perusahaan digital, atau perusahaan yang memiliki start-up. “Yang tidak hanya ditemukan di Indonesia tapi di berbagai negara seperti di Jepang, China dan negara-negara maju di Eropa bahkan. Mereka menggunakan uang dari hasil ekstraktif entah dari migas atau pertambangan, itu mereka putar,” ujar Bhima dalam diskusi virtual Forum Tebet, dikutip Kamis (9/2/2022).

Modus sebelumnya yang biasa digunakan pelaku tindak pidana pencucian uang, dipaparkan Bhima, kerap menggunakan cara-cara tradisional. Misalnya, uang gelap itu digunakan untuk membeli aset beripa bangunan, mobil, saham atau surat utang. “Jadi ini modus baru, di mana uang hasil kejahatan lingkungan hidup itu dimasukkan ke dalam perusahaan-perusahaan modal ventura,” imbuhnya.

Ketika uang hasil tindak kejahatan lingkungan dimasukan ke perusahaan modal ventura, Bhima mengungkapkan, langkah selanjutnya adalah menyalurkan dana tersebut ke perusahaan start up yang masih baru alias sedang merintis. “Tentunya dengan valuasi yang tidak wajar,” tambahnya menegaskan.

Sayangnya, kata Bhima, kerangka penegakan hukum di Indonesia, tidak menyentuh praktik cuci uang bermodus modal ventura. Dengan kata lain, kasus ini luput alias sulit dilacak Aparat Penegak Hukum (APH). “Ini adalah hal yang lebih kompleks lagi. Bukan sekadar melakukan suap yang nyata. Tapi bagaimana supaya dia bisa memutar uangnya. Ya dimasukkanlah ke perusahaan-perusahaan rintisan,” katanya.

“Jadi ini modus operandi yang baru dalam pencucian uang, dan di sini kelihatannya aparat penegak hukum baik PPATK maupun KPK ini agak ketinggalan dengan modus ini, karena tidak secara langsung mempengaruhi kebijakan publik,” demikian Bhima.

Pada Agustus 2019, perusahaan modal ventura. Alpha JWC Ventures menggelontorkan dana US$5 juta atau setara Rp71 miliar kepada Goola, startup minuman yang didirikan Gibran Rakabuming pada 2018.

Hingga saat ini, laman resmi Alpha JWC masih menyematkan logo Goola sebagai salah satu perusahaan rintisan yang didanai Venture Capital tersebut. Selain Goola, Mangkokku, startup yang didirikan dua putera Jokowi yakni Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep, berkolaborasi juga dengan Arnold Poernomo.

Dalam waktu cepat, bisnis rintisan mereka berhasil meraih pendanaan tahap awal US$2 juta atau setara Rp28,3 miliar. Informasi saja, Mangkokku menawarkan hidangan rice bowl, yakni nasi dengan lauk di dalam mangkuk yang berfokus pada makanan khas Indonesia dengan harga dari setiap menu di mulai dari Rp19.000—Rp54.000 per porsi.

Alpha JWC tercatat aktif mendanai startup makanan dan minuman (mamin). Selain dua startup milik putera presiden itu, Alpha JWC juga mendanai Kopi kenangan yang pada akhir 2021 meraih status sebagai unikorn pertama di Indonesia.

 

 

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button