News

Surabaya Akan Mulai PTM dengan Kapasitas 25 Persen

Pemerintah Kota atau Pemkot Surabaya akan kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin 21 Februari besok. Pemkot Surabaya akan memberlakukan PTM dengan kapasitas 25 persen selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penerapan PTM 25 persen ini merupakan salah satu langkah pihaknya untuk menekan angka penularan COVID-19 khsusnya varian Omicron.

Dia mengatakan penerapan PTM kali ini hampir sama dengan PTM dengan kapasitas 50 persen. Setiap sekolah nantinya akan menyesuaikan jumlah siswa yang akan hadir dalam kelas.

“Kemarin kan sempat 50 persen, nanti tinggal dikurangi total itu jadi 25 persen dari jumlah siswanya, masuknya bisa satu sampai dua kali dalam seminggu. Nanti kita koordinasikan dengan guru-guru,” kata Eri, Minggu (20/2/2022).

Eri mengatakan, kebijakan PTM ini sudah menyesuaikan dengan pedoman Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) tentang pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

“Karena Covid-19 tambah mundak (naik), maka kita lakukan dengan model prokes ketat. Bukan hanya PTM 25 persen, tapi juga percepatan vaksinasi secara berkala. Jadi apa yang diatur di dalam inmendagri, maka kita ikuti sesuai levelnya, Insya Allah cepat pulih lah Kota Surabaya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengaku sudah melakukan diskusi dengan pakar epidemiologi dan Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) membahas soal pelaksanaan PTM.

Yusuf menjelaskan, jika di dalam kelas ada 30 siswa, itu dibagi dua shift bagian menjadi 15 orang siswa PTM dan 15 sisanya mengikuti pembelajaran secara hybrid di rumah.

“Kemarin kan 100 persen dua shift, 50 persen hybrid sebagian PTM. Nah yang ini 50 persen dua shift, yang hybrid menyesuaikan. Jadi kita perkecil lagi,” jelas Yusuf.

Yusuf menjelaskan untuk pelaksanaanya, PTM 25 persen ini akan dilakukan secara bertahap. Menurutnya, ia saat ini masih berkoordinasi dengan wali murid dan kepala sekolah, karena pelaksanaan PTM harus ada persetujuan dari berbagai pihak.

“Kemarin (17/2/2022) sudah berlangsung. Jadi kepala sekolah harus koordinasi dengan wali murid, kalau orang tua mengizinkan maka nanti akan masuk PTM yang 25 persen, sisanya hybrid,” katanya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button