Kanal

Surat Telat untuk Ghafur Akbar, Pejuang yang Berpulang

Kita lama tidak berjumpa fisik sejak 1990, tersebab kesibukan masing-masing. Anda banyak bertugas di luar negeri sebagai diplomat.Tiba-tiba dating kabar menggelegar, saya menerima berita pilu, Anda telah berpulang ke rahmatullah, menghembuskan nafas terakhir sebagai syuhada, wafat di hari Jumat.

Saya pun menerima info perjuangan terakhir Anda, Dubes Ghafur Akbar. Meskipun kondisi kritis di RS Medistra, ditambah kondisi sesak nafas, Anda tetap tegar menunaikan tugas negara, memimpin rapat di tengah berkecamuknya perang Ukraina.

Mungkin anda suka

Saat Anda berangkat ke Ukraina pun, beberapa bulan lalu, tubuh Anda dalam keadaan  lemah, sakit dan berobat jalan tersebab serangan komplikasi kanker. Ada rencana akan meneruskan terapi sambil bertugas, sesampai di Ukraina.

Namun di Ukraina Anda sangat sibuk menyelamatkan nyawa WNI dengan mengumpulkan dan mengurus evakuasi. Anda menolak beristirahat sesuai saran dokter karena kuatnya menjalankan amanah tugas negara sebagai dubes.

Setelah keluar dari situasi peperangan Ukraina, Anda masuk kembali ke Rusia.  Akhirnya Anda menempuh jarak dengan berkendaraan mobil sejauh lebih kurang 2000 km. Anda hindari pasukan Rusia dengan melintasi Moldova, Kroasia dan seterusnya, sampai ke Doha. Anda pun tiba di Jakarta dengan penerbangan.  Saat itu, manakala kaki menapak Jakarta, fisik Anda sudah sangat lemah hingga harus dirawat di RS Medistra.

Masih segar dalam ingatan saya, Anda mahasiswa terpandai dan lulusan tercepat serta terbaik FE UNS 1986.

Saya sahabat Anda berjuang saat mahasiswa di FE UNS Solo, 1982 hingga 1986. Sahabat sebagai aktivis  Masjid Nurul Huda, lalu alumni HMI. Doa mengiringi dan mengantar Anda sebagai syuhada. Selamat jalan, Ghafur Akbar. [dsy]

Taufan Maulamin, Ketua Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FE UNS Solo, 1984-1986

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button