Pemain Timnas Indonesia. (Foto: Inilah.com)
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia baru-baru ini merilis hasil survei mengenai pandangan publik terhadap kebijakan naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat mendukung kebijakan naturalisasi yang dilakukan PSSI, dengan tingkat persetujuan mencapai 71,5 persen.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam pemaparan hasil survei pada Selasa (5/11/2024).
“Mayoritas masyarakat tahu tentang naturalisasi pemain untuk timnas sepak bola Indonesia, yaitu 53,7 persen, dan mayoritas warga setuju atau sangat setuju dengan kebijakan tersebut, sebanyak 71,5 persen,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin menyadari bahwa kebijakan naturalisasi pemain timnas sepak bola Indonesia memunculkan pro dan kontra, terutama terkait jumlah pemain keturunan yang ada saat ini.
Namun, mayoritas warga, yaitu 54,5 persen, setuju dengan jumlah pemain naturalisasi yang relatif banyak. Sementara itu, 31,5 persen warga menilai bahwa jumlah pemain naturalisasi saat ini sudah terlalu banyak, sehingga sebaiknya memprioritaskan pemain kelahiran Indonesia.
“Jumlah warga yang merasa bahwa jumlah pemain naturalisasi sudah terlalu banyak juga cukup signifikan, yakni 31,5 persen,” lanjut Burhanuddin.
Perlu diketahui, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dan terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai secara langsung oleh pewawancara yang telah dilatih.
Kualitas kontrol terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen, dan tidak ditemukan kesalahan berarti dalam survei ini.