News

Survei SMRC: Dukungan Publik Turun Drastis, Jokowi Kandas kalau Maju Pilpres 2024

survei-smrc:-dukungan-publik-turun-drastis,-jokowi-kandas-kalau-maju-pilpres-2024

Upaya melanggengkan Presiden Jokowi untuk menjabat hingga tiga periode nampaknya harus dikubur rapat-rapat. Pasalnya, survei terbaru  Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan, dukungan terhadap Jokowi menurun drastis menyisakan 15,5 persen sejak survei pertama dilakukan pada Mei 2021 sebesar 27,6 persen. Publik menolak Jokowi menjabat hingga tiga periode karena sudah memiliki kandidat suksesor eks Wali Kota Solo dan Gubernur DKI.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengungkapkan, persentase tersebut didapat dengan memberi pertanyaan terbuka (top of mind) kepada responden, siapa yang akan dipilih apabila pilpres digelar sekarang ini. “Survei terakhir hanya 15,5 persen,” kata Saiful dalam program bertajuk “Peluang Jokowi Kalau Jadi Presiden Lagi” yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, dipantau dari Jakarta, Kamis (5/1/2023).

Dukungan publik terhadap Jokowi, lanjut Saiful, mengalami penurunan kendati tidak konstan berdasarkan serangkaian kegiatan survei. Selepas Mei 2021, survei yang dilakukan pada September 2021 dukungan terhadap Jokowi sebesar 19,8 persen. Pada Desember 2021 turun tipis menjadi 19,4 persen.

Maret 2022, dukungan menguat mencapai 20,1 persen namun turun pada Agustus 2022 sebesar 12,5 persen. Pada Oktober 2022 naik 15,2 persen, November 2022 turun menjadi 13,9 persen dan Desember 2022 menjadi 15,5 persen. “Sebagai yang sedang menjabat, sudah dua kali jadi presiden, harusnya menurut saya lebih tinggi dari ini,” ujar Saiful.

Menurutnya, kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tidak berkolerasi dengan wacana Jokowi menjabat tiga periode. Survei kepercayaan publik terhadap Jokowi pada Desember 2022 sebesar 74,2 persen. Namun angka yang menginginkan Jokowi menjabat lagi hanya 15,5 persen.

“Terlalu jauh gap antara 74,2 persen yang puas (dengan kinerja Jokowi) dengan yang memilih kembali Pak Jokowi sekitar survei terakhir hanya 15,5 persen,” tuturnya.

Menurut dia, perolehan dukungan tersebut disebabkan karena publik yang menganggap Jokowi tidak akan maju ketiga kalinya dalam Pilpres 2024 serta publik sudah memiliki pikiran pula tentang tokoh-tokoh lain yang berpeluang untuk menjadi presiden berikutnya. “Sudah ada orang lain yang diharapkan bisa menggantikan Pak Jokowi,” kata Saiful.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button