News

Susi Pudjiastuti Ledek Mahfud Soal Kapal China

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyindir pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD soal kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat takut kapal-kapal asal China.

Menurut Susi, kapal-kapal China yang sering ‘nongkrong’ di laut Natuna yang berdekatan dengan laut China Selatan hanya pergi sesaat saja. Bahkan mereka akan kembali lagi setelah Presiden Jokowi meninggalkan perairan Natuna.

Mungkin anda suka

“Bapak pulang mereka kembali…Bapak bisa cek data-data satelit,” kicau Susi lewat akun twitternya @susipudjiastuti yang kutip, Sabtu (27/11/2021).

Img 20211127 Wa0061 - inilah.com

Kicauan Susi ini menyikapi pernyataan Mahfud MD yang mengatakan pemerintah terus melakukan penguatan pertahanan untuk mengantisipasi gangguan di Laut Natuna yang berdekatan dengan Laut China Selatan.

Penguatan itu, lanjut dia, dengan memperkuat pertahanan di laut, darat, udara, dan mengatur pemangku kepentingan kelautan dalam menangani gangguan yang muncul dari luar.

“Awal tahun 2020, ketika kapal- kapal China dengan sangat provokatif, kita datang ke sini (Laut Natuna), Presiden ke sini, Saya ke sini, lalu kita katakan ini wilayah kita. Jadi mengerikan bagi mereka bahwa kita ada. Maka mereka semua mundur.. mundur,” kata Mahfud dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (24/11).

Menurutnya, pemerintah telah mengidentifikasi gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Di belahan barat, yaitu di Laut Natuna, banyak kapal dan perahu asing masuk melalui jalur ini, baik itu yang berbendera maupun tidak berbendera.

Selain melakukan penguatan dari dalam, ujarnya, pemerintah melakukan pengaturan kepada pemangku kepentingan di bidang kelautan.

“Stakehokder kelautan diatur sedemikian rupa, kalau menangani pencuri bagaimana, menangani kapal mata-mata bagaimana, menghadapi penyelundup, sehingga perkuatan di dalamnya tinggal disinergikan,” ujar Mahfud.

Kapal-kapal China memang kerap masuk ke perairan wilayah Indonesia khususnya di perairan Natuna. Hal ini disebabkan karena perairan tersebut berbatasan langsung dengan laut China Selatan.

Kasus yang terbaru terjadi pada Sabtu 12 September 2020 sekitar pukul 10.00 WIB, saat itu kapal coast guard China dengan nomor lambung 5204 terdeteksi masuk ke perairan Indonesia, tepatnya di ZEEI Laut Natuna Utara.

Masuknya kapal China itu langsung disikapi oleh Bakamla yang menerjunkan KN Nipah 321 untuk mengusir kapal tersebut.

KN Nipah 321 merupakan salah satu unsur Bakamla RI yang bertugas melakukan operasi cegah tangkal 2020 di wilayah zona maritim barat.

Namun, dari komunikasi petugas yang dilakukan via radio itu, ternyata kapal coast guard China tersebut enggan untuk meninggalkan lokasi perairan Indonesia. Mereka beralasan perairan tersebut berada di area nine dash line yang merupakan wilayah teritorial China.

Padahal, berdasarkan UNCLOS 1982 keberadaan nine dash line tidak diakui.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button