Dinas Rahasia AS atau Secret Service menggelar penyelidikan setelah ditemukannya narkoba jenis kokain di Gedung Putih pada Minggu (2/7/2023) malam waktu setempat.
Benda tersebut ditemukan di Sayap Barat, bagian Gedung Putih yang berisi Kantor Oval serta area kerja lainnya bagi para staf dan ajudan presiden.
Presiden Joe Biden dan keluarganya sedang berada di Camp David, tempat peristirahatan Presiden AS di Maryland, saat penemuan itu terjadi.
Seorang pejabat penegak hukum senior berkata kepada CBS News bahwa substansi tersebut ditemukan di sebuah fasilitas penyimpanan yang biasa digunakan oleh staf Gedung Putih dan tamu untuk menaruh ponsel.
Kompleks Gedung Putih ditutup untuk berjaga-jaga sekitar pukul 20.45 waktu setempat pada hari Minggu setelah substansi tersebut ditemukan.
Tes pendahuluan, yang pertama kali dilaporkan oleh Washington Post, belakangan mengonfirmasi bahwa substansi tersebut adalah kokain.
Dinas Rahasia AS akan menyelidiki bagaimana substansi tersebut bisa masuk ke Gedung Putih, kata para pejabat kepada CBS. Mereka mengatakan akan memeriksa kamera pengawas dan log masuk untuk mengetahui siapa yang mengakses area tempat kokain ditemukan.
Kokain adalah obat yang ditempatkan dalam Schedule II oleh Undang-Undang Narkoba AS, yang berarti ia berpotensi tinggi untuk disalahgunakan, menurut Badan Pengendalian Narkoba AS.
Sayap Barat adalah bagian dari Gedung Putih yang memuat kantor-kantor presiden AS, termasuk Kantor Oval dan ruang pertemuan Situation Room.
Di sana juga terletak kantor wakil presiden, kepala staf Gedung Putih, sekretaris pers, dan ratusan staf lainnya yang diberi akses.
Surat kabar The Guardian menyebut ini bukan pertama kalinya narkoba masuk ke Gedung Putih. Penyanyi rap Snoop Dogg mengatakan dia pernah merokok ganja di kamar mandi pada 2013, dan penyanyi country Willie Nelson mengaku pernah merokok ganja di atap Gedung Putih pada zaman presiden Jimmy Carter. [BBC]
Beri Komentar (menggunakan Facebook)