Arena

Sarri Tak Lagi Bisa Tahan Emosi: UEFA dan FIFA Dihujat, Presiden Lazio Dicibir

Tegang. Itu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan situasi antara pelatih Lazio, Maurizio Sarri, dan pihak manajemen klub setelah awal musim yang kurang memuaskan. Sarri buka-bukaan tentang frustrasinya terhadap jadwal pertandingan dan kebijakan transfer klub dalam wawancara usai kekalahan melawan AC Milan pada Sabtu (30/9/2023).

“Kami harus melakukan perubahan karena jadwal pertandingan yang gila ini. Saya benar-benar marah pada UEFA, FIFA, Lega Serie A dan semuanya yang telah menyusun jadwal ini,” ujar Sarri mengutip Football-italia, Senin (2/10/2023). 

Menurut pelatih asal Italia tersebut, jadwal yang padat ini telah menyebabkan beberapa pemain cedera dan menempatkan pemain dalam risiko yang mengkhawatirkan.

“Mereka mengirim anak-anak ini untuk ‘disiksa’ tanpa ada yang mengintervensi. Ini adalah sepak bola sekarang, Anda mengambil uang dan lari. Kecuali semua uang itu tidak mencapai Serie C, di mana Anda tidak bisa mencari nafkah sebagai pemain profesional. Semua uang ini dituangkan ke 40 atau 50 pemain saja,” lanjutnya.

Saat ditanya mengenai apakah dia setuju dengan strategi transfer yang diambil oleh Presiden Lazio, Claudio Lotito, Sarri memberikan jawaban yang diplomatis namun menusuk.

“Sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Saya mulai dengan beberapa nama, kemudian saya mengatakan ya untuk pemain lain. Semua orang tahu dengan jelas bahwa pemain yang saya tunjuk tidak datang, jadi saya harus menerima apa yang ada,” kata Sarri.

Pelatih yang sempat menukangi Chelsea dan Juventus ini juga mengejutkan dengan mengatakan, “Kami bukan tim besar, dan seharusnya juga tidak dianggap besar tahun lalu.”

Komentar Sarri ini memicu spekulasi mengenai hubungan antara dirinya dan Presiden Lotito, terutama setelah Lazio hanya memenangkan dua dari delapan pertandingan di Serie A dan Liga Champions. Dengan performa seperti ini, tekanan semakin meningkat, dan pertanyaan mengenai masa depan Sarri di Lazio menjadi semakin hangat diperbincangkan.

Kini, bola ada di tangan manajemen Lazio. Apakah mereka akan memperbaiki situasi atau membiarkan tensi terus meningkat? Satu yang pasti, sepak bola adalah lebih dari sekadar permainan, dan di balik layar, drama selalu berlangsung.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button