News

Solusi Atasi Polusi, KLHK: Atur Pergerakan Orang Bukan Kendaraannya

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengatakan untuk mengatasi polusi udara dalam jangka panjang, yang perlu diatur adalah pergerakan orang bukan kendaraan.

“Sebetulnya yang perlu diatur itu pergerakan orang bukan kendaraannya,” ujar Sigit di Arborea Cafe Manggala Wanabakti Kementerian LHK Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).

Mungkin anda suka

Menurut dia, sebagai negara yang sedang berproses untuk menjadi negara maju yang memiliki pendapatan tinggi, masyarakatnya juga harus memulai untuk mengubah kebiasaan layaknya orang-orang di negara maju.

“Jadi ini kita sepakat bahwa kita mau menuju ke negara yang pendapatannya tinggi, artinya sebetulnya budaya kita juga perlu diubah, harus siap-siap menjadi budaya orang maju,” kata Sigit.

Karena itu, lanjut Sigit, ketika negara maju tidak diimbangi dengan kebiasaan masyarakatnya yang modern, maka yang terjadi infrastuktur yang ada malah akan mencemari lingkungan bukan mencegah.

“Karena kalau kita sudah bagus pendapatannya akhirnya beli mobil yang butuh bensin dan ternyata enak begitu, banyak orang membeli akhirnya terjadi macet, kalau macet jalannya diperlebar, ketika jalan diperlebar kita nambah lagi kendaraan dan macet lagi sehingga yang terjadi memfasilitasi untuk mencemari lingkungan,” tuturnya.

Sigit mencotohkan Jepang yang masyarakatnya sebagian besar berjalan kaki, naik sepeda, dan menggunakan transportasi umum dalam aktivitas sehari-hari.

“Yang namanya budaya orang maju, biasanya jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum, dan menggunakan kendaraan pribadi listrik, kita semua harus mulai menjadikan fasilitas yang ada untuk jadi budaya yang maju,” ungkapnya.

Diketahui, berdasarkan data Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, indeks kualitas polusi udara di Jakarta sudah masuk kategori tidak sehat dan bahkan sempat menduduki peringkat kedua negara dengan kadar udara buruk di dunia pada 178 AQI.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button