Arena

Carlos Alcaraz Paket Komplet, Gabungan Nadal, Federer, dan Djokovic

Novak Djokovic harus menunda mimpinya meraih gelar Grand Slam ke-24, dan menyamai rekor delapan gelar Wimbledon seperti Roger Federer.

Meski sudah berjuang selama empat jam lebih, Djoker tak mampu mengalahkan Carlos Alcaraz dan harus merelakan gelar juara usai kalah 1-6, 7-6 (8/6), 6-1, 3-6, 6-4 di final Wimbledon.

Usai pertandingan, Djoker tak larut dalam kesedihan, dia juga memuji lawannya yang merupakan petenis nomor satu dunia saat ini, sebagai pemain yang komplet.

“Saya pikir pada dasarnya dia yang terbaik dari ketiganya. Orang-orang telah berbicara dalam 12 bulan terakhir tentang permainannya yang terdiri dari unsur-unsur tertentu dari Roger, Rafa, dan saya sendiri. Saya setuju dengan itu,” kata Djokovic, seperti disiarkan AFP, Senin (17/7/2023).

Hasil itu menghancurkan upaya Djokovic yang berusia 36 tahun untuk mengklaim gelar kedelapan yang menyamai rekor di All England Club dan mahkota Grand Slam ke-24.

Menyebut Alcaraz memiliki “mentalitas daya saing banteng Spanyol”, Djokovic melihat kesamaan dalam semangat juang yang terkenal dan “pertahanan yang luar biasa” dari Nadal.

Sementara, backhand Alcaraz mengingatkan Djokovic akan senjata yang dimilikinya.”Itu menjadi kekuatan pribadi saya selama bertahun-tahun,” ujar Djokovic.

“Sejujurnya, saya belum pernah memainkan pemain seperti dia. Roger dan Rafa memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Carlos adalah pemain yang sangat lengkap.”

Bulan lalu, Djokovic mengalahkan petenis Spanyol itu di semifinal French Open saat Alcaraz mengalami kram yang dia akui dikarenakan tekanan saat menghadapi lawannya itu.

Namun, Alcaraz kini telah mengalahkan Djokovic dua kali dalam tiga pertemuan mereka, pertama kali mengalahkannya di lapangan tanah liat di Madrid Masters tahun lalu.

“Sungguh kualitas di akhir pertandingan ketika Anda harus melakukan servis,” kata Djokovic kepada sang juara saat upacara penyerahan trofi di Centre Court.

Meski gagal mempertahankan 10 tahun kemenangan beruntunnya di Center Court, Djokovic yang telah memenangi empat gelar Wimbledon sebelumnya menegaskan masih memiliki keinginan untuk terus mengejar trofi di turnamen major.

Dia memuji Alcaraz, yang kini memiliki dua gelar Grand Slam menyusul terobosannya di US Open tahun lalu, dan dua gelar di lapangan rumput.

“Saya pikir saya akan mendapat masalah dengan Anda hanya di lapangan tanah liat dan lapangan keras, tetapi tidak di lapangan rumput, namun sekarang ceritanya berbeda mulai tahun ini,” kata petenis Serbia itu, yang sempat menangis saat berbicara kepada penonton.

Kekalahan tersebut mengakhiri harapan Djokovic mencoba menyapu bersih kalender Grand Slam putra untuk pertama kalinya sejak 1969, setelah memenangi Australian dan French Open tahun ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button