Market

Pernah Kesandung Kasus Suap KPK, Aguan Dorong Sembilan Naga Masuk IKN Nusantara

Berbagai upaya Presiden Jokowi memikat investor asing masuk ke IKN Nusantara, belum jelas juntrungannya. Hingga kini, tak satupun yang nyantol. Haluan dirubah, investor dalam negeri dibidik. Termasuk ‘Sembilan Naga’ yang kini menguasai bisnis properti.

Pada awal bulan ini, pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan berkunjung ke IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).

Dia didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe.

Dalam kunjungan ini, Menteri Bahlil menyatakan keseriusan sejumlah pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di mega proyek IKN Nusantara yang di-groundbreaking pada September 2023. Nilai investasi cukup luamayan, kisaran Rp30 triliun hingga Rp40 triliun.

Saat di lokasi, Aguan memang menyatakan siap membenamkan modal untuk membangun properti di IKN Nusantara. Tapi, ada syaratnya. Misalnya, bahan material yang dibutuhkan, mudah didapatkan.

“Kita harapkan bahan material dekat dengan lokasi proyek. Agar terjadi percepatan pembangunan proyek, sehingga lebih efektif dan efisien,” kata dia.

Dia pun optimis, IKN Nusantara bakal terlihat bentuknya dalam waktu dekat. Kalau itu terjadi, keinginan Presiden Jokowi untuk menggelar upacara HUT Ke-79 RI di IKN Nusantara, bakal terwujud.

“Ya saya harap urusan logistik agar segera ditindaklanjuti. Izin usaha sudah mudah, sehingga peluang digelarnya upacara 17 Agustus 2024, sangatlah besar,” ucap Aguan.

Munculnya nama Aguan di IKN Nusantara, memang menarik. Para taipan besar di tanah air, tentu saja kenal pengusaha yang sempat 3 kali diperiksa KPK dalam kasus suap Raperda tentang Reklamasi Teluk Jakarta sebesar Rp50 miliar, pada Mei 2016.

Aguan pun sempat ditetapkan cegah tangkal oleh KPK, sejak 1 April 2016. Namun, Aguan lolos juga dari lobang jarum hukum. Padahal, namanya disebut-sebut sebagai otak dari kasus suap ini.

Okelah, rekam jejak hitam di kasus hukum itu, kita tinggalkan dulu. Masuknya Aguan sebagai pimpinan konsorsium, bisa jadi sinyal bagi masuknya Sembilan Naga ke IKN Nusantara.

Nama Sembilan Naga sendiri, muncul di era Orde Baru (Orba). Tidak ada literatur resmi yang mengonfirmasi kelompok ini.

Aguan sendiri dikenal dekat dengan pendiri Artha Graha Group, Tommy Winata. Bahkan disebut-sebut termasuk grup tersebut. Dalam laporan investigasi Majalah Tempo, cerita Sembilan Naga sangat akrab dengan bisnis hitam. Misalnya, judi, obat bius, hingga penyelundupan.

Dilansir dari berbagai sumber, masa muda Aguan boleh dibilang tak baik-baik saja. Kenal bisnis properti dari seorang teman yang berprofesi sebagai pemborong.

Ketika temannya itu kesulitan keuangan karena kalah judi, Aguan datang membantu. Diberikan pinjaman untuk membangun ruko dengan sistem bagi hasil.

Sejak itulah, Aguan berniat membangun bisnis properti. Mendirikan Agung Sedayu Group pada 1971. Pilihan Aguan benar juga. Bisnis propertinya membesar cepat. Sejumlah produk properti prestisius dari Agung Sedayu Group, tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Proyeknya pun beragam. Mulai township, superblok, apartemen, office tower, mal, industrial estate, hotel, dan lain sebagainya.

Selain memegang tampuk kepemimpinan Agung Sedayu Group, Aguan juga tercatat menjabat wakil komisaris utama PT Bank Artha Graha sejak 1990-1999. Pada 2004, ia bergabung dengan PT Bank Inter-Pacific Tbk.

Lalu, setelah penggabungan PT Bank Inter-Pacific Tbk dan PT Bank Artha Graha Tbk, Aguan kembali dipercaya sebagai wakil komisaris utama PT Bank Artha Graha Internasional Tbk.

Selain itu, Aguan dan keluarganya juga menguasai 50 persen saham PT Cahaya Kusuma Abadi Sejahtera (CKAS). Dia dipercaya menjabat Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button