Market

10 E-Commerce Terbesar di Dunia Berdasarkan Market Cap 2023

Pasca ditutupnya TikTok Shop, kini para pedagang tradisional memohon kepada pemerintah untuk menutup platform e-commerce seperti Lazada dan Shopee.

Para pedagang berpendapat bahwa platform e-commerce ini memicu persaingan dagang yang sangat besar, terutama dalam permainan harga jual barang.

Tapi mau bagaimana lagi? Sekarang banyak masyarakat Indonesia mulai terbiasa dengan pergeseran budaya dari kegiatan jual beli tradisional ke online.

Sebab sekarang banyak konsumen yang ingin mencari efisiensi dan kemudahan dalam bertransaksi. Mereka tidak ingin lagi mengeluarkan waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk berkunjung ke suatu tempat hanya untuk mencari barang yang diperlukan.

Sekarang konsumen lebih senang mencuri-curi waktu senggangnya untuk mencari barang-barang kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya.

Hal ini terbukti dengan tingkat kunjungan ke situs e-commerce di Indonesia terus mengalami peningkatan. Bahkan di tahun 2023, transaksi e-commerce di Indonesia diproyeksi bisa mencapai Rp600 triliun sampai Rp700 triliun.

Deretan E-Commerce Terbesar di Dunia

Perlu diketahui, e-commerce yang marak beroperasi di Indonesia bukan menjadi satu-satunya faktor terjadinya transisi budaya kegiatan jual beli. 

Jauh sebelumnya sudah banyak marketplace dunia yang secara perlahan-lahan menuntun orang-orang di berbagai belahan dunia untuk terbiasa berbelanja online.

Bagi yang belum tahu, berikut deretan e-commerce terbesar di dunia yang sudah berdiri jauh sebelum Tokopedia, Lazada, dan TikTok beroperasi di Indonesia.

1. Amazon ($1,323 T)

Amazon adalah E-Commerce terbesar di dunia
Amazon adalah E-Commerce terbesar di dunia  (Photo: iStockPhoto)

Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos pada 5 Juli 1994 ini berhasil menjadi e-commerce terbesar di dunia dengan nilai market cap sebesar $1,323 triliun.

Awalnya marketplace ini dibuat sebagai tempat jual-beli buku-buku. Namun seiring berjalannya waktu, Amazon mengembangkan bisnisnya dan mulai menawarkan layanan e-commerce, cloud computing, hingga digital streaming.

2. Alibaba ($216,09 M)

Alibaba
Alibaba (Photo: iStockPhoto)

Pada 28 Juni 1999, Jack Ma dan 17 orang teman-temannya mendirikan sebuah perusahaan marketplace B2B bernama Alibaba.

Fokus industrinya hampir sama seperti Amazon, yakni C2C (consumer-to-consumer), B2C (business to consumer), dan B2B (business to business).

Awalnya Ma membangun platform ini ingin membantu pengusaha Cina untuk mengekspor produk-produknya di pasar global.

Keinginan Ma akhirnya terwujud. Alibaba kini menjadi platform e-commerce besar yang dikunjungi oleh pasar global.

Tidak berhenti sampai di sana, Ma akhirnya juga membuat perusahaan lain bernama Taobao Marketplace dan Alipay untuk mendukung bisnis utamanya.

3. Pinduoduo ($142,10 M)

Pinduoduo
Pinduoduo (Photo: Bloomberg)

Pinduoduo adalah platform dagang digital yang fokus pada industri pertanian tradisional.

Perusahaan ini pertama kali dibentuk pada tahun 2015 oleh seorang pebisnis dan software engineer asal Cina, Colin Huang.

Selama pandemi COVID-19, Colin Huang memanfaatkan momen ini untuk mengekspansi bisnis dengan membuat program jual-beli yang menghubungkan para petani di Cina dengan pelanggan secara online.

Bahkan dia juga membuat sistem dimana pelanggan bisa membuat pesanan dan mengambil barang pesanan di lokasi tertentu dengan alasan kesehatan kedua belah pihak.

4. Meituan ($90,24 M)

Meituan
Meituan (Photo: Asia Times)

Meituan adalah platform O2O (online-to-offline) yang menghubungkan lebih dari 240 juta pelanggan dan 5 juta merchant melalui serangkaian layanan e-commerce.

Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2010 oleh Wang Xing yang menawarkan platform belanja online, produk konsumen, layanan ritel, voucher hiburan, makanan, perjalanan, dan layanan lainnya.

Di website utamanya, perusahaan ini menjual berbagai macam penawaran voucher menarik dari 400.000 merchant yang bekerja sama dengan mereka.

Berkat kesuksesannya itu, di tahun 2020, Meituan berhasil meraup keuntungan hingga RMB 114.8 miliar dengan jumlah pengguna aktif sebanyak 511 miliar dan 6.8 miliar pedagang yang aktif.

Jadi tidak heran jika Meituan menjadi salah satu e-commerce terbesar di dunia dengan nilai market cap sebesar $90.24 M)

5. Shopify ($68,64 M)

Shopify termasuk daftar e-commerce terbesar di dunia
Shopify termasuk daftar e-commerce terbesar di dunia (Photo: Getty Images)

Shopify pertama kali didirikan pada tahun 2006 oleh Tobias Lütke dan Scott Lake sebagai platform toko online untuk perlengkapan snowboarding.

Namun Lutke tidak merasa puas dengan aktivitas pasar di platform ini, sehingga dia mulai melakukan branding ulang dan sebuah aplikasi yang bisa di unduh di App Store sehingga para penggunanya bisa berjualan dengan mudah dari sana.

Kini Shopify memiliki lebih dari 2 juta pebisnis dari 175 negara yang berbisnis melalui platform ini. Berkat itu, Shopify berhasil masuk di jajaran 10 besar perusahaan terbesar di dunia berdasarkan nilai market cap sebesar $68.64 miliar.

6. MercadoLibre ($62,03 M)

MercadoLibre
MercadoLibre (Photo: CNN)

MercadoLibre adalah perusahaan e-commerce asal Argentina yang didirikan oleh Marcos Galperin pada tahun 1999.

MercadoLibre memiliki lima unit bisnis utama yang membuatnya menjadi perusahaan e-commerce terbesar saat ini.

Salah satu lini bisnisnya adalah platform jual-beli online, platform pembayaran untuk produk digital, periklanan, dan tawar-menawar.

7. Jingdong Mall ($45,97 M)

JD.com
JD.com (Photo: Getty Images)

Jingdong Mall atau biasa dikenal JD.com adalah perusahaan e-commerce asal Tiongkok yang fokus pada industri B2C.

Perusahaan ini didirikan oleh Liu Qiangdong pada 18 Juni 1998. Namun keberadaan e-commerce secara online baru resmi beroperasi pada tahun 2004.

Awalnya JD.com menjual berbagai macam produk magneto-optical, seperti disket, CD, dan lainnya. Tapi setelahnya, mereka mulai mengekspansi bisnis dan menjual berbagai macam produk elektronik, mulai dari telepon, komputer, dan lain sebagainya.

JD.com berhasil masuk sebagai member Fortune Global 500 dan menjadi kompetitor utama Alibaba untuk anak perusahaannya yang bernama Alibaba-run TMall.

8. Copart ($43,28 M)

Copart
Copart (Photo: Criterion Global)

Copart pertama kali didirikan pada 1982 oleh Willis J. Johnson di Vallejo, California.

Bermodal pinjaman pribadi, Johnson mulai mengembangkan dan menciptakan teknologi bernama Copart Auction System (CAS). Sistem ini sengaja dibuat untuk menyatukan dan mendukung pertumbuhan bisnis Copart.

Berkat sistem ini, Johnson akhirnya mulai mempromosikan situs lelang otomotif secara online. Sistemnya sedikit menyimpang dari standar industri lelang fisik lokal pada masanya.

Tapi seiring berjalannya waktu, Copart berhasil mengekspansi bisnisnya ke lebih dari 100 lokasi di 11 negara. Salah satunya adalah Kanada, UAE, Brasil, Inggris, dan Jerman.

9. Coupang ($31,53 M)

Coupang
Coupang (Photo: Tech in Asia)

Coupang Inc adalah perusahaan online marketplace terbesar di Korea Selatan yang didirikan oleh Bom Kim pada tahun 2010.

Perusahaan ini sering disebut sebagai “Amazon versi Korea Selatan” karena menawarkan layanan online marketplace dan layanan distribusi video streaming.

Bisnis Coupang melonjak selama pandemi COVID-19, dimana banyak warga Korea Selatan diimbau untuk melakukan aktivitas dari dalam rumah. Berkat itu, banyak masyarakat yang mulai melakukan streaming film dari Coupang.

Tidak hanya bisnis video streaming saja, Coupang juga meraih keuntungan besar dengan menyediakan makanan siap saji dan alat-alat kebutuhan rumah tangga yang sangat dibutuhkan.

Berkat itu, tingkat penjualan Coupang pada kuartal pertama di tahun 2021 meningkat hingga $4,26 miliar.

Sekarang, nilai market cap perusahaan asal Korea Selatan ini mencapai $31.53 miliar dan menjadikannya sebagai salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia.

10. Sea (Garena) ($23,58 M)

Shopee, termasuk e-commerce terbesar di dunia
Shopee, termasuk e-commerce terbesar di dunia (Photo: iStockPhoto)

Sea Garena adalah perusahaan teknologi asal Singapura yang didirikan oleh Forrest Li di tahun 2009.

Perusahaan ini sangat kental sebagai perusahaan pengembangan game yang merilis mobile game terkenal, Free Fire.

Tapi perusahaan ini tidak hanya fokus di satu lini bisnis saja, mereka juga memiliki beberapa lini bisnis lain seperti fintech dan e-commerce yang bernama Shopee.

Shopee adalah perusahaan e-commerce yang pertama kali didirikan pada tahun 2015 di Singapura. Shopee tumbuh menjadi perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara dengan 343 juta pengunjung setiap bulannya.

Untuk meningkatkan pengalaman belanja, mereka membuat fintech bernama SeaMoney yang berspesialisasi pada pembayaran digital dan layanan keuangan.

Perusahaan ini juga beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara dengan beberapa nama yang berbeda, seperti ShopeePay, SpayLater, dan lain semacamnya.

.

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button