News

Kemenkes Ungkap Kondisi Terkini Pasien Cacar Monyet Pertama di Indonesia

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan perkembangan kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Dia mengungkapkan saat ini sudah 26 kasus yang diduga cacar monyet, 21 di antaranya telah dinyatakan negatif atau discarded.

“Berarti ada empat yang masih nunggu hasil, dua di Makassar dan dua lagi di DKI Jakarta,” kata Maxi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Mengenai satu kasus yang sudah terkonfirmasi cacar monyet, Maxi menjelaskan pasien tersebut sudah tidak menunjukan gejala lagi.

“Sudah sembuh, sudah bagus monkeypox-nya. Belum kami ambil hasil tapi kalau dari sisi gejalanya sudah bagus,” ungkap Maxi.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkapkan satu kasus konfirmasi cacar monyet yang ditemukan di Indonesia.

Kasus tersebut terjadi pada seorang laki-laki berusia 27 tahun yang berada di DKI Jakarta. Pasien tersebut diketahui baru pulang dari perjalanan luar negeri.

Masih menurut Syahril, pasien tersebut memang baru pulang dari berpergian ke luar negeri dan kemunculan gejala sejak 14 Agustus 2022.

Lebih lanjut, Syahril menjelaskan kondisi klinis pasien cacar monyet tersebut. Adapun gejala yang dialami pasien ialah demam, pembesaran kelenjar limfe dan sejumlah ruam di beberapa bagian tubuh tertentu.

“Cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki, dan sebagian di daerah sekitar alat genital dia,” tutur Syahril.

Meski begitu, Syahril memastikan pasien dalam kondisi baik-baik saja dengan gejala ringan.

Dia mengapresiasi rumah sakit yang dinilai cekatan dalam memberikan respons melalui pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan untuk mengonfirmasi cacar monyet.

“Pasiennya tidak perlu harus dirawat masuk di ruang isolasi tapi cukup dilakukan isolasi mandiri di rumah,” ujar Syahril.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan melakukan surveilans dengan memeriksa sejumlah orang yang melakukan kontak erat dengan pasien.(TKA)

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button