Hangout

Dewan Pers Ajak Media Arus Utama Tingkatkan Kualitas Konten demi Publik yang Lebih Bijak

Dewan Pers Indonesia mendorong media arus utama untuk meningkatkan kepercayaan publik dengan menghadirkan konten atau berita berkualitas, khususnya saat memanfaatkan media sosial dalam produksi dan distribusi berita.

Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Pers Dewan Pers, Paulus Tri Agung Kristanto, mengemukakan bahwa media sosial memang menjadi sumber informasi utama yang banyak diakses oleh masyarakat. Namun, media arus utama tetap menjadi rujukan dalam verifikasi kebenaran informasi yang diperoleh dari media sosial.

Menurut Agung, ada dua jenis akun media sosial yang mendapat perlindungan Dewan Pers, yaitu media sosial yang terafiliasi langsung dengan perusahaan pers dan media sosial yang dikelola oleh wartawan atau pekerja media yang terafiliasi langsung dengan perusahaan pers.

“Kedua akun tersebut dilindungi oleh Dewan Pers. Dewan Pers memiliki kewajiban untuk mendorong mereka menjadi trusted dan membangun kepercayaan publik,” ujar Agung dalam diskusi media di Jakarta pada hari Senin (10/4/2023).

Agung juga mengingatkan bahwa akun media sosial yang dikelola oleh wartawan atau pekerja media yang tidak terafiliasi dengan perusahaan pers dan media sosial yang dikelola oleh kreator konten tidak termasuk dalam perlindungan Dewan Pers dan tidak dianggap sebagai media arus utama.

Ia menambahkan bahwa media sosial saat ini bukan hanya digunakan untuk mendistribusikan konten berita, tetapi juga sebagai platform baru bagi pers. Oleh karena itu, meskipun melalui media sosial, konten yang diproduksi dan didistribusikan tetap menjadi bagian dari pers.

“Mereka adalah media sosial, tetapi menjadi bagian dari media arus utama sesuai dengan UU No. 40 Tahun 1999. Hal ini harus diperhatikan dan didorong agar kualitas kontennya menjadi baik dan menimbulkan kepercayaan publik,” tutur Agung.

Kepercayaan publik pada media arus utama juga dipengaruhi oleh kebijakan platform seperti algoritma Google. Pada tahun ini, Google diketahui tidak lagi memprioritaskan konten clickbait, sehingga media arus utama, termasuk yang menggunakan media sosial untuk distribusi dan produksi konten, harus menghadirkan berita-berita berkualitas.

“Media arus utama yang menggunakan media sosial untuk distribusi dan sebagai platform harus membangun berita dan konten berkualitas untuk meningkatkan kepercayaan,” harap Agung.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button