MarketNews

Kado Buruk Tahun Baru, Harga LPG Menguras Dompet Emak-emak

Memasuki tahun 2022, para ibu rumah tangga alias emak-emak jangan kaget dengan mahalnya LPG. Kado tahun baru nan buruk.

Sejak Sabtu (25/12/2021), PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga LPG nonsubsidi. Kenaikan harga LPG bervariasi dari Rp1.600 hingga Rp2.600 per kilogram (kg) Lpg.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting membenarkan soal  mahalnya elpiji. “Besaran penyesuaian harga LPG nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp1.600 – Rp2.600 per kilogram,” kata Irto, dikutip Selasa (28/12/2021).

Kenaikan harga yang berbeda, jelas Irto, dilakukan untuk mendukung penyeragaman harga elpiji ke depan. Selain itu kenaikan ini dianggap untuk menciptakan fairness (keadilan) harga antar-daerah.

Melansir dari laman Pertamina Delivery Service (PDS) pds135.com ini daftar harga elpiji nonsubsidi terbaru yang mencakup Bright Gas 5,5 kg, Bright Gas 12 kg, Elpiji 12 kg.
1. Bright Gas 5,5 kilogram (refill): Rp76.000 per tabung
2. Bright Gas 5,5 kilogram (perdana): Rp306.000 per tabung
3. Bright Gas 12 kilogram (refill): Rp163.000 per tabung
4. Bright Gas 12 kilogram (perdana): Rp513.000 per tabung
5. Elpiji 12 kilogram (refill): Rp163.000 per tabung
6. Elpiji 12 kilogram (perdana): Rp513.000 per tabung

Khusus elpiji bersubsidi 3 kilogram atau sering disebut LPG melon, yang dikonsumsi secara nasional mencapai 92,5 persen, tidak mengalami kenaikan harga. Harga elpiji 3 kilogram tetap mengacu Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Terkait kenaikan harga elpiji nonsubsidi ini, Irto berkelit, pertamina terakhir kali melakukannya pada 2017. Meski naik, Pertamina mengklaim, harga elpiji di Indonesia masih kompetitif yakni sekitar Rp11.500 per kilogram hingga 3 November 2021.

Harga ini lebih rendah ketimbang sejumlah negara di Asia Tenggara. Misalnya Vietnam, Singapura, dan Filipina. “Vietnam sekitar Rp23.000 per kilogram, Filipina sekitar Rp26.000 per kilogram, dan Singapura sekitar Rp31.000 per kilogram,” ujar Irto.

Namun di Malaysia dan Thailand harga LPG relatif lebih murah. Alasannya karena adanya subsidi dari pemerintah. Pertamina memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button