Market

Terbang ke China, Jokowi Sepakati Utang untuk Proyek Kereta Whoosh?

Pada awal pekan ini, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke China dan ke Riyadh, Arab Saudi. Namun yang menjadi perhatian, tentang kunjungannya ke China yang dikait-kaitkan dengan rencana pengucuran utang negara tersebut.

Kucuran dana segar ini, disebut-sebut untuk menutup kekurangan anggaran pada proyek Kereta CepatWhoosh, rute Jakarta-Bandung.

Sebelumnya, melalui media asing, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan Indonesia akan mendapat utang baru sebesar USD560 juta atau sekitar Rp8,68 triliun dengan kurs (15.500/USD) dari China pada pekan depan, untuk menutup pembengkakan anggaran proyek Kereta Cepat Whoosh.

Pemerintah China mengucurkan utang ke RI dalam program Belt and Road Forum (BRF) di Beijing.

Kedua pemerintahan memang berkolaborasi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menelan anggaran hingga Rp125,7 triliun. Wamen BUMN, Tiko membenarkan informasi tersebut.

“Pekan depan hal itu (kucuran utang) harus dilakukan,” kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, Kartika Wirjoatmodjo seperti mengutip dari The Business Times, Senin (9/10/2023) pekan kemarin.

Proyek kereta cepat tersebut, dibangun konsorsium perusahaan negara Indonesia dan China, yang pada mulanya diperkirakan menelan biaya Rp86,67 triliun.

Tapi ternyata terjadi pembengkakan atau cost overrun atau kelebihan biaya menjadi Rp114,24 triliun pada tahun 2021. Sebagian anggaran tersebut merupakan dana utang dari China Development Bank (CDB) mencapai Rp8,3 triliun. Utang itu akan dipakai untuk pembiayaan pembengkakan biaya kereta cepat.

Dengan dana utang tersebut China menetapkan tingkat bunga hingga 3,4 persen per tahun dengan tenor selama 30 tahun. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Panjaitan, sempat mengatakan China enggan menurunkan bunga pinjaman menjadi 2 persen dengan tenor selama 40 tahun, yang merupakan skema pembiayaan awal.

Agenda Jokowi di China

Dalam kunjungannya di Beijing, seperti mengutip keterangan resmi  Sekretariat Presiden, Jokowi dijadwalkan mengikuti dua agenda, yaitu kunjungan bilateral ke Presiden China Xi Jinping dan menghadiri Belt and Road International Cooperation ke-3.

Selain pertemuan bilateral dengan Xi Jinping, Jokowi juga dijadwalkan bertemu perdana menteri China dan ketua parlemen China. “Sejumlah isu prioritas yang kami bahas dengan China, antara lain peningkatan ekspor Indonesia, peningkatan investasi, dan pembangunan ketahanan pangan,” ujar Jokowi.

Selanjutnya, pada Rabu (18/10/2023), Jokowi melanjutkan kunjungan kerjanya ke Riyadh untuk melakukan pertemuan dengan putera mahkota Arab Saudi dan memimpin KTT pertama ASEAN-Gulf Cooperation Organization (GCC).

Sejumlah kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi yang akan dibahas ialah peningkatan kerja sama ekonomi, penjaminan produk halal, energi, dan pembentukan Dewan Koordinasi Tertinggi.

Jokowi bersama rombongan terbatas dijadwalkan tiba di Indonesia lagi pada hari Sabtu (21/10/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button