News

Pemilih Anies Disebut Survei LSI Denny JA Tak Percaya Media, Pengamat: Untuk Pengaruhi Publik

Pengamat politik dari Trust Indonesia Research and Consulting Ahmad Fadhli menilai hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA hanya sekadar untuk mempengaruhi opini publik, yang menyebut orang-orang yang mengaku memilih Anies Baswedan sebagai presiden merupakan pihak yang paling tidak percaya kepada media.

“Jadi ini bukan soal percaya atau tidaknya kepada media, ini hanya untuk memberikan informasi bahwa ada sebagian besar pemilih itu yang ternyata sekian persen tidak percaya dengan media. Bisa saja LSI mengeluarkan data ini untuk mempengaruhi opini publik terkait dengan media dan sebagainya, dan kita tahu Anies didukung oleh partai Koalisi Perubahan yang notabene salah satu partainya, yaitu NasDem memiliki jejaring media yang cukup kuat,” ujar Fadhli kepada Inilah.com di Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Fadhli menyebutkan semua lembaga survei merilis data berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Selain juga melakukan riset, lembaga survei pun menjadi konsultan politik yang dapat membantu memberikan strategi kepada politisi yang sedang bertarung untuk Pemilu 2024.

“Saya kira semua hasil survei yang disampaikan itu berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan, saya yakin LSI Denny JA mengeluarkan hasil ini bukan tanpa sebab karena bisa saja lembaga survei itu selain sebagai sebuah lembaga riset, bisa saja mereka juga konsultan politik,” ujar Fadhli.

“Sebagai konsultan politik informasi yang dikeluarkan bisa menjadi sebuah strategi yang bisa ditetapkan oleh calon presiden dan calon wakil presiden yang bertarung di 2024,” lanjut Direktur Riset Trust Indonesia ini.

Ia juga menjelaskan bahwa hasil survei LSI Denny JA terkait data pendukung Anies yang rata-rata tidak percaya media merupakan hasil cross tabulation atau tabulasi silang antar pemilih semua capres.

“Sebenarnya ini merupakan cross tabulasi data antara pemilih capres, baik itu masyarakat yang memilih Anies Baswedan, Prabowo Subianto, maupun Ganjar Pranowo yang di cross tabulasikan dengan data pemilih yang tadi tidak percaya dengan media televisi atau media sosial. Sehingga muncul lah sekian persen pendukung Anies yang tidak percaya percaya media televisi dan media sosial, jadi ini hal yang wajar,” terang Fadhli.

Lebih lanjut, menurut Fadhli, masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul ketika hasil survei LSI Denny JA terkait kriteria pemilih Anies ini dikeluarkan. “Jadi ini bukan tidak percaya kepada semua media, ini hanya informasi bahwa ada sebagian besar pemilih Anies yang ternyata sekian persen tidak percaya dengan media. Ini persepsi publik masih perlu banyak pertanyaan lain,  media mana yang tidak dipercayai? kan banyak juga media-media yang menyebarkan hoax, menggunakan akun palsu atau menyebarkan fitnah,” ungkapnya.

Fadhli menambahkan, data-data yang dikeluarkan oleh lembaga survei tidak bisa disamaratakan karena survei menggunakan metode sampling, sehingga tidak melibatkan semua masyarakat yang ada di Indonesia.

“Jadi tidak bisa dipukul rata, jadi ini hanya persepi publik. Survei itu bukan sensus. Artinya dari 200 juta lebih pemilih yang ada di Indonesia itu tidak dilakukan sensus tapi yang diambil sampling sehingga masih ada margin error,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button