Hangout

Mi Sedaap di Hong Kong Diduga Terdapat Etilen Oksida, Apa Efek Sampingnya?

Center of Food Safety (CFS) Hong Kong menemukan kandungan yang diduga pestisida dalam sampel mi instan kemasan yang diimpor dari Indonesia bermerek dagang Mi Sedaap. CFS menemukan zat etilen oksida. Apakah zat ini berbahaya?

Gara-gara temuan CFS ini, Pemerintah Hong Kong meminta para penjual Mi Sedaap varian Korean Spicy untuk berhenti memasarkan produk tersebut. “Anggota masyarakat tidak boleh mengkonsumsi batch produk yang terkena dampak. Perdagangan juga harus segera berhenti menggunakan atau menjual batch produk yang terkena dampak jika mereka memilikinya,” tulis CFS dalam keterangan resmi dikutip, Rabu (28/9/2022).

CFS dalam penelitiannya menemukan kandungan pestisida jenis etilen oksida pada produk milik Wings Food tersebut. Sampel diambil pada 27 September 2022 waktu setempat. “CFS mengumpulkan sampel produk dari supermarket di Lok Fu untuk pengujian di bawah Program Pengawasan Makanan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel mi, paket bumbu dan bubuk cabai produk mengandung pestisida, etilen oksida,” tulis CFS.

Pada keterangan tersebut, CFS menyampaikan bahwa International Agency of Research on Cancer mengkategorikan zat etilen oksida, zat yang ditemukan pada Mi Sedaap, sebagai karsinogen. “Menurut Residu Pestisida dalam Peraturan Makanan (Cap 132CM), makanan untuk konsumsi manusia yang mengandung residu pestisida hanya boleh dijual jika tidak berbahaya atau merugikan kesehatan,” lanjut CFS.

Kejadian serupa juga ditemukan oleh pemerintah Taiwan pada awal Juli 2022. Badan Obat-obatan dan Makanan atau Food and Drug Administration (FDA) Taiwan menolak 4.047,4 kg mi cup merek Mi Sedaap asal Indonesia karena diketahui mengandung kadar etilen oksida di luar batas aman.

Apa Itu Zat Etilen Oksida?

Etilen oksida adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida, fumigan atau agen sterilisasi. European Chemicals Agency (ECHA) mengklasifikasikan zat ini sebagai mutagen, karsinogen dan racun reproduksi. Konsumsi makanan yang mengandung etilen oksida memang tidak menimbulkan risiko akut bagi kesehatan, tetapi ada peningkatan risiko kesehatan jika makanan yang terkontaminasi zat ini dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, paparan terhadap Etilen oksida perlu diminimalkan.

Tubuh kita sendiri sebenarnya menghasilkan etilen oksida saat memetabolisme etilen meskipun dalam jumlah kecil. Etilen diproduksi secara alami di dalam tubuh. Jumlah etilen yang diubah menjadi etilen oksida dalam tubuh tidak diketahui. Namun, etilen mudah hilang dari tubuh melalui pernafasan, yang membatasi jumlah etilen oksida yang dihasilkan.

Etilen oksida banyak digunakan sebagai pengawet rempah-rempah dan kosmetik. Ada juga yang digunakan untuk memerangi jamur dan bakteri serta menggunakannya untuk mengawetkan buah kering. Penggunaan ini sesuai dengan peran etilen oksida yang dapat membunuh virus, bakteri, spora bakteri dan jamur. Zat pada etilen oksida membunuh mikroorganisme dengan merobek membran sel. Untuk pertama kalinya pada 9 September 2020, Belgia melaporkan bahwa biji wijen dari India terkontaminasi dengan etilen oksida.

Senyawa ini sebenarnya serbaguna dan dapat digunakan untuk membantu membuat produk sehari-hari yang tak terhitung jumlahnya. Seperti membuat pembersih rumah tangga dan barang-barang perawatan pribadi, membuat kain, serta membuat bahan mentah menjadi bentuk yang lebih berguna.

Etilen oksida juga sangat penting untuk sistem perawatan kesehatan modern, karena digunakan untuk mensterilkan hampir setengah dari semua peralatan medis untuk membantu mencegah infeksi dan penyakit. Setiap hari, etilen oksida mensterilkan lebih dari 50 juta perangkat medis di seluruh negeri. Etilen oksida juga digunakan untuk mensterilkan alat pelindung diri yang digunakan oleh dokter dan rumah sakit di seluruh negeri selama tanggapan terhadap pandemi COVID-19.

Zat ini juga digunakan untuk membuat berbagai produk yang dapat ditemukan di rumah. Mulai dari sampo, desinfektan hingga deterjen cucian. Ini juga merupakan bahan yang diperlukan untuk beberapa kain dan tekstil yang sangat tahan lama yang digunakan dalam pakaian, karpet, pelapis, dan bantal.

Etilen oksida penting untuk pengembangan cairan otomotif yang memungkinkan mobil berjalan di iklim panas dan dingin. Antibeku, minyak rem, dan tempat duduk otomotif hanyalah beberapa dari sekian banyak elemen kendaraan yang terbuat dari etilen oksida.

Etilen oksida juga berperan penting dalam mengolah sumber daya lain seperti mineral menjadi produk yang dapat digunakan. Ini juga digunakan dalam produk industri gas alam dan minyak. Produk bangunan dan konstruksi seperti aspal, semen, pelarut, dan perawatan kayu juga diproduksi dari produk berbasis kimia lainnya yang menggunakan etilen oksida.

Di Indonesia sendiri, etilen oksida digunakan untuk melakukan sterilisasi rempah-rempah yang terkontaminasi kotoran hewan, bulu hewan pengerat, dan bagian serangga pada rempah-rempah. Kontaminasi tersebut, dapat menyebabkan rempah-rempah mudah membusuk.

Efek Samping Paparan Etilen Oksida

Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping etilen oksida karena mereka tidak terpapar bahan kimia ini dalam jumlah tinggi setiap hari. Orang yang terpapar zat ini dalam jumlah beracun biasanya menghirupnya, tetapi juga dapat mencemari kulit atau tertelan.

Mengutip Consumernotice.org, efek samping dari paparan etilen oksida dapat terjadi hingga 72 jam setelah paparan akut pada dosis tinggi. Efek samping yang lebih parah dapat menyebabkan munculnya seperti cairan di paru-paru yang dapat menyebabkan kolaps paru, koma, kolaps kardiovaskular dan kelumpuhan pernapasan, lebih mungkin terjadi pada dosis yang lebih besar dan pada durasi paparan yang lebih lama.

Efek samping dari paparan etilen oksida mungkin termasuk kanker, diare, sulit bernafas, mengantuk, kelelahan, mata seperti terbakar, radang dingin, sakit kepala, serta iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, kulit dan paru-paru. Ada juga yang menyebabkan pingsan, kegugugan, mual, mati rasa, efek reproduksi, kulit terbakar, kejang, hingga muntah-muntah.

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) mengklasifikasikan etilen oksida dalam grup B1 (senyawa bersifat karsinogenik). Apabila mengutip GeneCraft Labs, kandungan etilen oksida dapat menyebabkan seseorang mengalami lemas otot, mual, muntah, diare, sesak napas, sakit kepala, dan disfungsi neurologis. Untuk efek berkelanjutannya, etilen oksida dapat menyebabkan leukimia, aborsi spontan, neurotoksisitas, serta sindrom saluran napas akut.

Karena gas etilen oksida tidak berwarna dan tidak berbau, orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah menghirupnya atau mengonsumsinya. Karena itulah sebaiknya kita lebih berhati-hati mengonsumsi makanan dan memastikannya tidak mengandung zat ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button