Market

Stok LNG untuk Suplai Listrik Aman, Terima Kasih SKK Migas

Sejumlah negara di dunia mengalami krisis energi. Akankah terjadi di Indonesia? Berkat kerja keras SKK Migas, tidak terjadi. Stok LNG untuk listrik aman.

Direktur Institut Kajian Energi, Akhmad Yuslizar memberikan apresiasi terhadao SKK Migas. Langkah progresif SKK Migas dalam menyiapkan cadangan LNG guna mengantisipasi krisis kelistrikan, sangat tepat.

Menurut Akhmad Yuslizar, BUMN energi (Pertamina, PGN dan PLN) seharusnya melakukan kalkulasi energi. Kelangkaan batubara ulah pengusaha nakal, semestinya bisa diantisipasi. “Tak perlu presiden turun tangan. Toh, SKK Migas bisa melakukannya,” kata aktivis 98 ini, Kamis (8/1/2022).

Wartawan senior ini, mengapresiasi keputusan SKK Migas yang bergerak cepat untuk mengamankan pasokan LNG. Seperti diberitakan, PLN terancam krisis batubara. Dampaknya bisa menjadi krisis listrik yang melahirkan pemadaman.

Supaya tidak terjadi pemadaman listrik, Ditjen Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melarang ekspor batubara selama sebulan. Diharapkan, industri tambang batubara memasok kebutuhan PLTU milik PLN.

“Langkah mengantisipasi masalah sektor kelistrikan juga dilakukan industri hulu minyak dan gas bumi. SKK Migas memastikan, bakal terus memasok gas alam cair atau LNG untuk pemenuhan kebutuhan sektor kelistrikan,” paparnya.

Bang Yos, sapaan akrab Akhmad Yuslizar, mengatakan, 3 tahun terakhir, SKK Migas telah menetapkan protap yang terencana dengan baik agar pemenuhan pasokan LNG lancar ke pembangkit
“Ekspor LNG jalan terus, tetapi pemenuhan kebutuhan dalam negeri terutama untuk pasokan industri dalam negeri adalah kewajiban serius,” tandas Bang Yos.

Tiga tahun terakhir, kata Bang Yos, kebutuhan LNG untuk sektor kelistrikan selalu terpenuhi.
Pasokan dalam negeri LNG diketahui berasal dari kilang LNG Bontang dan Tangguh. Realisasi pasokan LNG untuk PLN pada kedua kilang tersebut adalah sebanyak 58 kargo pada 2019, 40 kargo di 2020, serta 54.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button