Hangout

Wabah Antraks Dapat Menyebabkan Meningitis pada Manusia

Saat ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita munculnya wabah penyakit antraks pada hewan ternak yang dapat menular ke manusia. Antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Bakteri penyebab antraks dapat hidup di bawah tanah selama waktu puluhan tahun dengan suhu ruangan berapapun. Biasanya hewan ternak akan terserang antraks melalui kontak dengan tanah yang telah terkontaminasi dengan bakteri bacillus anthracis.

Mungkin anda suka

Saat ini dilaporkan wabah penyakit antraks telah menyerang hewan ternak dan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini terdapat 12 hewan ternak di Gunungkidul yang positif antraks.

“Berdasarkan hasil data lapangan yang dimiliki Kementan dari pemerintah daerah, ada 12 hewan ternak yang positif terkena antraks, itu terdiri atas 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing,” kata Direktur Kesehatan Hewan Dr. drh. Nuryani Zainuddin, M.Si pada temu media virtual, Jakarta, Kamis (6/7/23).

Kasus wabah antraks ini sudah dianggap menjadi kejadian luar biasa (KLB) karena memakan banyak korban jiwa dan memerlukan proses penanganan yang panjang serta bertahap.

Dugaan awal dari mengapa hewan ternak tersebut terkena antraks adalah kemungkinan mereka menghirup atau menelan spora atau bakteri antraks yang mengkontaminasi tanah, rumput, dan air di sekitar hewan tersebut.

Alasan dari mengapa bakteri antraks ini dapat menyebabkan kematian pada manusia adalah karena ketika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh manusia, maka bakteri tersebut dapat dengan cepat menyerang paru-paru secara menyeluruh. Kemudian setelah menyerang paru-paru, bakteri antraks ini akan bergerak menyerang otak dan menyebabkan meningitis.

“Saat bakteri antraks masuk ke tubuh manusia, dia akan dengan cepat menyerang paru-paru. Setelah itu bergerak menyerang otak yang kemudian menyebabkan meningitis, setelah meningitis ini malah dia akan timbul kompilkasi yang sangat berbahaya dan berakibat kematian,” kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Syamsul Ma’arif, M.Si.

Awal mula kasus antraks di Gunungkidul

Awal mula ditemukannya kasus antraks ini adalah saat warga Gunungkidul menggali kembali sapi yang telah mati untuk kemudian mereka konsumsi. Padahal, hewan yang telah terkontaminasi dengan bakteri antraks tidak boleh dipotong atau dibelah, karena bakterinya dapat menyebar dan bertumbuhkembang di tempat baru.

“Hewan yang sudah terkena antraks itu sangat tidak boleh kita sentuh, apalagi dipotong dan dikonsumsi. Kalau kita potong hewan itu nanti bakterinya bisa keluar dan menyebar makin banyak di dalam tanah dan dia bisa hidup berpuluh-puluh tahun lamanya. Kemudian apabila dikonsumsi, tentu saja bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia,” tambah Syamsul Ma’arif.

Selain itu, Kementan mengatakan bahwa pemerintah pusat maupun daerah akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan wabah penyakit antraks ini agar tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan. Namun, Nuryani mengatakatan bahwa wabah antraks ini tidak dapat dihentikan akan tetapi dapat dikendalikan dengan cara melakukan tindakan-tindakan pencegahan seperti pemberian vaksin, baik kepada hewan ataupun manusia.

“Memberikan penanganan tepat kepada hewan dengan mengubur hewan yang terkena antraks dengan kedalaman 2 meter dan sebelumnya siram bangkai terlebih dahulu dengan minyak tanah,” ujar Nuryani.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button