Kanal

Kolaborasi Danone-AQUA, Pemerintah, dan Tokoh Agama Mewujudkan Indonesia Bebas Sampah Plastik

Dalam upaya mendukung Pemerintah menekan kebocoran sampah plastik, Danone-AQUA bekerja sama dengan TKN PSL dan UNDP Indonesia melalui GRADASI menggelar “Dialog Keagamaan: Sinergi dan Kemitraan Mewujudkan Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan” yang baru baru ini terselenggara. Dialog ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia melalui tokoh-tokoh agama mengenai pentingnya mengelola sampah untuk keberlanjutan lingkungan.

Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto,mengatakan, “Keterlibatan Danone-AQUA di GRADASI merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik di Indonesia melalui pembangunan ekosistem sirkular,” katanya. Danone-AQUA merupakan sektor swasta pertama dan satu-satunya yang resmi bergabung dalam program GRADASI.

GRADASI merupakan upaya edukasi kepada rumah ibadah dalam mengelola sampah. Semua sampah yang berhasil dikumpulkan, diambil dan dikelola oleh mitra-mitra Danone-AQUA untuk kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun barang lain yang bernilai guna.

Direktur Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati, menyambut hangat peran serta perusahaan swasta dalam mendukung berbagai upaya pemerintah melakukan edukasi pada masyarakat terkait pengelolaan sampah. “Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius, keterlibatan tokoh agama dan rumah ibadah berbagai agama di Indonesia dalam GRADASI dapat membangun kesadaran lebih bagi masyarakat,” jelas Ratnawati.

Diluncurkan sejak April 2021, GRADASI telah berhasil mengumpulkan sekitar 90 ton sampah dengan melibatkan 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah dan 98 pesantren. Pada 2022, GRADASI telah berhasil mengumpulkan 123 ton sampah dengan melibatkan lebih dari 130 masjid.

Ketua Majelis Ulama Indonesia, K.H. Sodikun, mendukung GRADASI dan mengajak umat beragama agar terlibat dalam upaya daur ulang sampah. “Di bulan Ramadan ini, kami berharap umat Islam tidak hanya bisa meningkatkan kesalehan pribadi melalui puasa, tapi juga kesalehan sosial seperti sedekah sampah dan turut menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Danone-AQUA menargetkan untuk mengumpulkan plastik paska konsumsi dari lingkungan lebih banyak daripada yang digunakan pada tahun 2025, memimpin kampanye nasional untuk pendidikan daur ulang dan menjangkau 100 juta konsumen dan 5 juta anak-anak pada tahun 2025, serta menggunakan 100% kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, atau dijadikan kompos pada tahun 2025 dan untuk meningkatkan kandungan bahan daur ulang dalam kemasan botol hingga 50% pada tahun 2025.

“Danone-AQUA percaya bahwa upaya keberlanjutan dan bisnis harus terus berjalan secara beriringan. Untuk itu, Danone-AQUA terus berkomitmen untuk menjalankan bisnis yang penuh tanggung jawab terhadap lingkungan. Keberlanjutan lingkungan dapat membantu kami menghadirkan kesehatan melalui makanan dan minuman kepada sebanyak mungkin orang,” tutup Vera.

Dialog Keagamaan ini diharapkan menjadi platform yang efektif untuk menggandeng berbagai elemen masyarakat, terutama pemuka agama, untuk turut serta dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta seperti Danone-AQUA, diharapkan masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya mengelola sampah plastik dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan tokoh agama dalam program GRADASI ini membuktikan bahwa sinergi lintas sektor dapat menjadi kunci sukses dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya mengenai pengelolaan sampah plastik. Ke depan, diharapkan semakin banyak inisiatif serupa yang melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button