Market

Episentrum Sawit Dunia, Indonesia Harus Menjadi Penentu Harga

Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenko Perekonomian, Khadikin menilai, Indonesia masih menjadi episentrum produsen minyak sawit dunia. Menjadi tumpuan dalam dinamika pembentukan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) global.

“Sementara kondisi aktual pasar minyak nabati dunia, menunjukkan kerawanan tinggi dan sensitif

terhadap geopolitik global. “Saat mulai invasi Rusia ke Ukraina pada April 2022, harga CPO internasional langsung naik RM 1.000/MT hanya dalam waktu tiga hari,” ungkap Khadikin dalam sebuah diskusi FGD Sawit Bderkelanjutan, Jakarta, dikutip Jumat (14/4/2023).

Ternyata, kata Khadikin, Ukraina merupakan produsen utama minyak biji bunga matahari (sunflower

oil). Sehingga menjadi kompetitor bagi minyak nabati berbasiskan sawit yakni CPO. Selanjutnya pada awal 2023, pasokan minyak nabati kompetitor CPO mulai membaik.

Harga CPO global diharapkan naik lantaran masuk musim dingin di negara sub tropis pada awal tahun. Selain juga karena derasnya permintaan dampak dari peringatan Hari Besar Keagamaan. Ternyata harapan itu tidak terjadi. “Hal ini perlu disikapi dengan memperkuat kebijakan sisi supply dan sisi demand pada level nasional, supaya dinamika harga tidak berpengaruh terhadap penerimaan penjualan Tandan Buah Segar (TBS) dari perani,” tutur Khadikin.

Saat ini, ungkap Khadikin, pemerintah Indonesia sedang mendorong supaya Indonesia menjadi penentu

harga CPO di dunia. Alasannya cukup masuk akal, karena Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. Apalagi Indonesia sebentar lagi punya bursa komoditas.

Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Nugroho Adi Wibowo mengatakan, penyaluran dana BPDP-KS berdasarkan kebijakan dan kewenangan yang ditetapkan Kementerian/Lembaga. Keberhasilan penyaluran termasuk dampaknya, sangat tergantung dari desain dan implementasi program tersebut.

“Untuk insentif biodiesel / B30 merupakan kebijakan dan kewenangan Kementerian ESDM. Desain

pelaksanaan serta panduan pelaksanaan program ditetapkan oleh Kementerian ESDM sesuai Permen

ESDM Nomor No.24 Tahun 2021,” katanya.

Nugroho mengatakan, pemberian insentif biodiesel semenjak 2015 hingga Maret 2023, mencapai Rp144,7 triliun. Insentif tertinggi terjadi pada 2021 yang mencapai Rp51 triliun, dan di 2022 turun menjadi Rp 34,5 triliun. “Namun yang perlu diketahui kontribusi pajak dari biodiesel yang dibayarkan melalui PPn sebesar Rp13,15 trilin,” katanya.

Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro mengungkapkan, permasalahan dasar atau fundamental minyak goreng yang sering terjadi di Indonesia bukan karena supply dan kapasitas produksi, namun masalah harga dan distribusi. “Terutama jika harga CPO sebagai bahan baku mengalami kenaikan,” kata Dwi Sutoro.

Kata dia, statistik pemakaian CPO di Indonesia, sebanyak 15 persen CPO nasional atau sekitar 6,8 juta

ton digunakan sebagai bahan baku minyak goreng (migor). Sebanyak 55 persen diekspor, di mana penggunaan rumah tangga mencapai 62 persen dan non rumah tangga 38 persen.

Head of Industry & Government Relations Apical, Manumpak Manurung mengatakan, saat ini, Apical menjadi salah satu produsen dengan penugasan untuk memproduksi minyakita dari pemerintah dengan volume tertinggi dari 10 produsen minyak goreng lainnya, mencapai 89.072 ribu ton/bulan atau sekitar 22 persen dari alokasi DMO MinyaKita sebanyak 450.000 ribu ton sebulan.

Kata Manumpak, guna memastikan produk minyakita yang diproduksi Apical sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, pihaknya melakukan edukasi HET kepada masyarakat dengan mendorong masyarakat untuk melaporkan bila ada minyakita dijual dengan harga diatas HET ke saluran layanan yang telah disediakan perusahaan. “Supaya dapat dipantau lebih lanjut oleh pihak regulator,” tadas Manumpak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button